LAPANGAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM – Dalam rangka memperingati kemerdekaan indonesia ponpes darussalam melangsungkan upacara kemerdekaan indonesia yang ke-78 pada kamis (17/08) lalu. Upacara bertujuan menghormati para pahlawan yang dulu memperjuangkan Indonesia dengan seluruh jiwa raganya. Hal ini juga menjadi kewajiban bagi kita semua, warga Indonesia.
Pelaksanaan upacara dilakukan di lapangan pondok pesantren Darussalam dan dimulai pukul 07.30 WIB sampai selesai. Dengan peserta wajib merupakan santri Darussalam Blokagung baik putra maupun putri yang berjumlah sekitar 6000 santri. Tamu undangan juga turut hadir untuk memeriahkan upacara yakni segenap jajaran masyayikh serta dewan guru dari seluruh unit baik sekolah maupun diniyyah.
Selanjutnya, inspektur upacara agus H. Ma’ruf Arwani, kepala sekolah SPM Wustha dan pemimpin upacara Saudara Ari Ardan Firdaus, anggota RACANA IAIDA upacara berlangsung dengan cukup khidmat. Para santri ketika upacara khidmat melakukan upacara, mereka mengenang sejarah pahlawan yang telah mendahuluinya. Namun sayang, cuaca berkata lain, dikarenakan terjadi hujan saat melakukan upacara, maka upacara dilaksanakan dengan singkat. Dimulai dengan pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan teks proklamasi & Pancasila, pengibaran bendera dan diakhiri dengan do’a.
Pengurus pesantren, Bapak Roni Tri Laksono mengatakan, “Upacara kemerdekaan ini dilakukan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia”. Upacara ini adalah upacara memperingati dan menghormati perjuaangan para pahlawan dalam membela Indonesia dari para penjajah. “Sayang, upacara berlangsung singkat saja” ucap salah satu santri yang mengikuti upacara. Cuaca kemarin ketika upacara memang kurang mendukung dikarenakan adanya hujan ketika upacara, yang menyebabkan upacara ditutup lebih awal.
Dalam upacara ini paskibra juga turut dihadirkan untuk memeriahkan upacara, dengan jumlah peserta 52 orang sudah termasuk danton. Untuk formasi paskibra tahun ini adalah tulisan Darussalam berbahasa arab, berbeda dengan tahun kemarin yang formasinya segi lima.
Di tahun ini panitia mengambil konsep yang baru dari istana kemerdekaan yakni mengambil bendera kemudian dikibarkan, kemudian jam 3 sorenya bendera akan diturunkan. Tahun kemarin tidak dilaksanakan penurunan bendera, karena mempertimbangkan tidak adanya tuntutan dari desa atau kecamatan untuk mengadakan penurunan bendera dan pondok pesantren juga tidak termasuk kategori yang harus melaksanakan upacara penurunan bendera.
Persiapan dari pembentukan paskibranya 2 minggu sebelum upacara, sedangkan untuk petugas selain paskibra hanya 2 hari persiapannya. (Nzf)