MADRASAH BARAT LANTAI 3 – Daur adalah ujian untuk para Talamidz Madrasah Diniyyah Al Amiriyyah agar bisa mengikuti kelas berikutnya atau naik kelas. Salah satu syarat agar bisa mengikuti daur adalah mengikuti tes kitab. Tes kitab dilakukan untuk mengukur kemampuan para Talamidz, sejauh mana pemahamanya akan kitab tersebut.
Terlihat Kemarin Sabtu (02/09) Malam Minggu beberapa Talamidz Madrasah Diniyyah Al Amiriyyah tengah belajar kitab. Pembelajaran kitab tersebut disiapkan untuk tes kitab mendatang. Mereka belajar kitab ketika lampu pondok sudah dimatikan tepatnya setelah pukul 24.00 WIB di Madrasah Barat Lantai 3. Kebanyakan siswa ketika belajar kitab di Perpustakaan Kitab Al Irfan, namun karena kemarin mereka ingin cari suasana baru, maka mereka mengambil Madrasah Barat Lantai 3. Madrasah Barat Lantai 3 ketika tengah malam juga tidak padam, jadi cocok untuk belajar ketika malam hari.

Mereka yang belajar di Madrasah Barat lantai 3 kemarin diantaranya adalah Kang Rijal Fahmi, Kang Nouval Zulhaidar, Kang Khoirul Ma’muli, Kang Faiz, Kang Ilman dan teman-teman mereka. Mereka mayoritas berasal dari kelas Diniyyah yang sama yakni kelas 2 C Wustho, namun juga ada yang dari kelas lain seperti kelas 1 Wustho dan lainya. Kegiatan belajar kitab ini mereka lakukan selain untuk menyiapkan tes kitab juga agar mereka paham akan isi dalam kitab tersebut.

Kitab yang mereka pelajari adalah kitab Fathul Qorib yang disyarahi dengan kitab Baijuri. Metode yang biasanya mereka gunakan dalam belajar kitab adalah metode syawir. Metode syawir merupakan metode dimana terdapat 1 orang untuk membaca, kadang sekalian bersama murodnya, kemudian disitu pembaca memberikan pemahamanya tentang apa yang dibaca. Ketika mereka tidak paham tentang maksud dari kitab yang dibaca contohnya Fathul Qorib, mereka biasanya membuka syarahnya Fathul Qorib seperti kitab Baijuri, Tausih dan lain sebagainya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Ketika mereka belajar kitab di Madrasah Barat Lantai 3 kekuranganya tidak ada orang untuk menjadi penshohihnya, berbeda jika mereka belajar di Perputakaan Kitab Al Irfan yang notabenya disitu terdapat orang yang bisa menjadi penshohih ketika mereka syawir. (Nzf)