AULA BAHJATUL ULUM LANTAI 4 – Sebagai seorang siswa sudah menjadi kewajiban kita untuk belajar mengenai ilmu-ilmu yang kelak akan kita butuhkan. Belajar itu bisa dengan berbagai cara, bisa dengan mendengar ataupun membaca. Membaca merupakan metode belajar yang sering kita jumpai mulai dari dulu sampai sekarang. Membaca erat kaitanya dengan Literasi baik literasi baca ataupun literasi tulis.
Catatan : Nouval Zulhaidar Ferdinandsyah (E.16)
Literasi Darussalam kemarin Minggu (27/08) mengadakan Ngaji Literasi yang diikuti oleh seluruh Duta Baca dari seluruh unit Yayasan Pondok Pesantren Darussalam. Waktu Pelaksannan acara dimulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00 WIB. Ngaji Literasi kali ini berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya yang mana jika bulan kemarin Ngaji Literasi diadakan di Perpustakaan Al Irfan lrfan lantai 3 ataupun di Madrasah Barat Ruang B.04, bulan ini perdana Ngaji Literasi diadakan di Aula Bahjatul Ulum lantai 4 yang memiliki local lebih luas dari perpustakaan dan juga ruang B.04.
Literasi Darussalam adalah program untuk meningkatkan minat baca siswa darussalamm, salah satu agenda bulananya adalah mengadakan Ngaji Literasi. Ngaji Literasi kali ini terpantau “ramai dihadiri oleh seluruh duta baca dari tiap unit sekolah, yang mana bulan-bulan sebelumnya gak seramai kali ini” ujar salah satu duta baca yang mengikuti Ngaji Literasi. Pengambilan delegasi duta baca diambil dari siswa yang rajin membaca buku, entah itu buku pelajaran, biografi, cerpen, essay ataupun novel.
Ngaji Literasi sendiri merupakan “konsep penalaran suatu informasi yang diambil dari berbagailiteratur baik berbentuk visual maupun nonvisual” ujar ketua panitia ngaji literasi ketika diwawancara. Acara ini mengundang sekitar 100 laki-laki dan 100 perempuan, meliputi; Ketua OSIS, duta baca, peserta apresiasi, serta guru teladan dari tiap unit sekolah. Tamu undangan acara ini adalah Bapak Asngadi Rofiq selaku penasehat Pers, Bapak Masrofi selaku tim pengendali mutu serta Bapak Ahmadi yang menjadi perwakilan Yayasan.
Acara yang diadakan oleh Literasi Darussalam ini diawali dengan Pembukaan dari sang MC, yakni Saudari Dea, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Saudari Siti Rahma Nur Fadilah. Setelah itu Penampilan Puisi oleh Saudara M. Rifki Nur ifandi, puisi yang ditampilkan adalah karangannya sendiri. Ketika menampilkan puisi audience dibawa dalam perasaanya seakan-akan ia sedang mencurahkan unek-unek dalam isi hatinya yang terdalam.
Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Bapak Masrofi M.Pd. selaku tim pengendali mutu, beliau dalam sambutanya mengatakan, “Pokoknya alumni Darussalam itu harus bisa apa saja, walaupun belum tahu, maka dari itu perbanyaklah membaca dan cari pengetahuan”. Bapak Masrofi dalam sambutanya menekankan kita untuk selalu mencari pengetahuan dan juga memperbanyak membaca. “Membaca itu bukan sekedar keinginan, tetapi hal yang wajib kita lakukan”. Ujar Bapak Asngadi Rofiq ketika sambutan kedua setelah Bapak Masrofi. Membaca memang hal yang perlu kita lakukan karena dengan membaca pintu ilmu akan terbuka, awal-awal memang belum terbiasa, “tetapi harus kita paksa agar kita terbiasa dengan kunci kesuksesan red:membaca tersebut” tambahnya. Selain sebagai penasehat Pers beliau juga merupakan Pembina Literasi Darussalam Pusat.
Dilanjutkan acara utama yakni Ngaji Literasi, dengan dimoderatori oleh Ketua Literasi Darussalam Pusat Bapak Nurul Huda. Pemateri Ngaji Literasi kali ini adalah Bapak Agus Zainal Mun’im S.Pd. mudir ma’had aly Blokagung, selain sebagai mudir beliau juga merupakan koordinator ma’had aly PWNU JATIM, koordinator pengembangan keilmuan amali Indonesia.
“Ilmu tidak cukup hanya dipelajari” ujar Bapak Zainal ketika mengisi Ngaji Literasi. Ketika kita sudah mempelajari suatu ilmu baru baik dengan membaca atau yang lainya, hendaknya ilmu tersebut tidak hanya dipelajari saja melainkan juga dituangkan dalam bentuk tulisan, baik itu resensi, pendapat pribadi, ataupun yang lainya mengenai ilmu yang baru kita pelajari.
Karena “Menulis itu life skill” tambahnya. Menulis itu keterampilan, bukan sebuah bakat, jadi bisa diasah kemampuan dalam menulis. Semua manusia punya peluang hebat dalam mengembangkan kemampuan menulisnya. Dalam menggapai tingkat tertinggi dalam menulis pasti butuh yang namanya proses, berawal dari tulisan yang biasa atau malah dikatakan kurang bagus, tetapi karena proses menuju tingkat tertinggi menulis ia lakukan, lama-lama hasil tulisanya menjadi biasa kemudian menjadi luar biasa.
Bapak Zainal juga menambahkan, “Penulis adalah pembaca sedangkan pembaca belum tentu penulis”. Seorang penulis hebat seperti Tere Liye, Andrea Hirata dulu ketika belum menjadi penulis hebat seperti sekarang, pastinya mereka pernah membaca buku atau selainya yang nantinya menjadi referensi ketika menulis karya tulis.
Ali bin abi talib ra. pernah berkata “semua orang akan mati kecuali karya tulis mereka”. Hal ini menunjukkan bahwa suatu karya akan abadi dikenang masa, karena suatu karya nantinya akan dilihat oleh para generasi selanjutnya. Maka dari itu dalam Ngaji Literasi ini lebih menekankan akan menulis daripada membaca.
Untuk menyukseskan acara panitia menyiapkanya seminggu sebelum acara meliputi; perizinan, meja, kursi, proyektor dan lain sebagainya. Namun dikarenakan peserta Ngaji Literasi yang terbilang banyak yakni sekitar 200 siswa maka panitia masih belum bisa memberikan konsumsi yang memadai, tetapi panitia dapat memberikan ilmu yang sangat banyak kepada audience. Harapan dari ketua panitia yakni siswa lebih giat membaca dan setelah membaca terdapat output berupa tulisan guna untuk menunjukkan eksistensi literasi. (Nzf)