img style=margin-right: 13px src=http:2.bp.blogspot.com-m_6StHXry3YUPYpyRDkFCIAAAAAAAABSU3zca3fieLi8s320DSC06791.JPG border=0 alt= width=320 height=240 align=left BLOKAGUNG – Usai acara pembukaan Konferensi Cabang NU Banyuwangi di PP. Darussalam Banyuwangi (121) para pengurus melakukan sidang pleno pertama yang bertempat di pentas utama. Dipimpin oleh Guntur Al-Badri sidang yang pertama ini para peserta yang terdiri dari ranting masing-masing memegang buku panduan yang berisi pasal dan ayat tentang peraturan untuk melanjutkan sidang. br Sidang berjalan dengan lancar. Meskipun ada beberapa tatib (tata tertib) yang diprotes peserta. Namun acara tetap dinilai lancar. kami rasa sidangnya cukup lancar ucap seorang panitia. Di tengah-tengah acara ada sedikit ketegangan antara pimpinan sidang dengan peserta dimana ada salah satu peserta selain ranting dan MWC yang ingin berpendapat. Permasalahannya anda tidak berhak untuk interupsi. Karena menurut kesepakatan selain ranting dan MWC dilarang memberikan pendapat tegur Guntur Al Badri saat memimpin sidang.divbr Selanjutnya pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari Rois Syuriah KH. Ahmad Hisyam Syafarsquoat dan ketua Tanfidiyah KH. Masykur Aly yang mestinya akan di lakukan barsquoda ashar namun Hujan yang begitu lebat walhasil acara baru bisa dilakukn barsquoda Magrib meskipun cuaca tetap ditemani guyuran hujan. Di ketuai oleh Drs. Maskur Aly M.M dan semua pengurus Syuriyah Maupun Tanfidiyah ikut Hadir di atas pentas. Dalam sambutannya Bapak Maskur Aly menghimbau agar di dalam acara tetap mencerminkan Akroman Wa Takdiman. Di awali dengan dokumentasi riwayat perjalanan Nardlatul ulamarsquo dan dilanjutkan laporan Ketua Rois Syuriyah KH. Ahmad Hisyam Syafaat. Dalam laporannya itu pengasuh pondok pesantren terbesar se-banyuwangi itu mengatakan bahwa NU satu-satunya yang dicagarkan di Indonesia.divbr Setelah itu acara di lanjutkan dengan pendapat para ranting yang dibagi dalam lima gelombang san 24 RPL. Awalnya banyak para ranting yang menerima laporan itu bahkan meminta Kiai Hisyam Dan Bapak Maskur Aly memimpin NU kembali. Namun ketika acara menginjak barsquoda isyarsquo salah satu ranting mengatakan tidak bisa menerima bahkan meminta untuk mengganti kepemimpinan dengan alasan memberi kesempatan kepada generasi muda tidak Cuma itu ada juga yang memberikan sebuah catatan-catatan untuk kepengurusan selanjutnya. (rif)br div0)