img style=margin-right: 10px src=..pics20120411103609.jpg alt= title=semangat itu width=239 height=158 align=left Islam sebagai separangkat nilai-nilai ilahiyah yang sepenuhnya berorientasi terhadap hal-hal konkrit terhadap kehidupan manusia menjadi mutlak untuk diterima dan dijalankan (diamalkan) oleh umatnya baik melalui proses berpikir yang panjang maupun berdasarkan asas keyakinan akan kebenaran hal itu. Islam harus dipahami sebagai The only way of life yang mengajarkan dan memandu manusia kepada satu-satunya jalan yang lurus (sirotu al-mustaqim). Ia tidak membagi kehidupan dalam dua atau lebih bagian yang terpisah tetapi memberikan kesimbangan hidup yang nyata.divbr Dunia ini telah telah cukup menderita karena agam-agama dan ideologi-ideologi dan agam-agama yang memberikan kebenaran palsu yang dibuktikan oleh berlalunya waktu. Perlahan tapi pasti agam dan ideologi yang ada di dunia selain Islam mengalami metamorfosis hingga titik yang tidak pernah ditentukan dan entah akan menjadi seperti apa lagi pada masa mendatang sebagai bukti ketidak benarannya dan ketidak sempurnaannya. Sangat jauh berbeda dengan Islam yang memberikan jaminan kesempuraannnya pada pemeluknya tanpa batasan waktu dan tempat dan terbukti tidak pernah berubah kitab sucinya selama lebih dari 14 abad berlalu sebagai bukti kesempurnaannya sebagai kitab suci yang memuat nilai-nilai ilahiyah.divbr Melihat kondisi ini dunia tampak tidak lebih dari sekedar ilusi ketika kiblat dunia adalah materi yang kian jauh dari nilai spiritual dan moral dan bahkna sebagian pemeluk agama yang lain tidak segan-segan rsquomembodohkanrsquotuhannya dengan menganggap produk tuhannya (katab suci) sudah kadalauarsa dan perlu diperbarui. Maka tidak salah jika Vissarionovich Stalin menganggap agama sebagai candu yang memberikan manusia imajinasi pada sesuatu yang palsu.divbr Allah menyampaikan kepada manusia melalui kitabnya yang mulia bahwa kehidupan dunia beserta materi yang terkandung didalamnya sebagai kelimpahan dari Allah rsquofadlullahrsquo (2:272) dan kebaikan rsquokhairrsquo (62:10) yang diberikan manusia agar manusia menjadi hamba yang bersyukur sebagai isyarat untuk menjadikan ibadah sebagai landasan dalam pencarian rizqi yang telah dihamparkan Allah untuk manusia di dunianya.divbr Shalat sebagai bentuk mengingat Allah memutuskan manusia dari hirukpikuk kehidupan dunia untuk sementara memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengendalikan diri dari mabuk kerja (workaholic) sehingga terjadi proses penjernihan pikiran kreativitas dan gagasan inovatif.br Maka dari sinilah sumber apa yang disebut theological underpinning of islam on work or entrepreunership harus terus digali.divnbsp1)