Saat Perasaan Santri PP.Darussalam Dicoba Dengan Pemadaman Listrik

Mati Lampu Ganti LalarandivMenjadi Hal Yang Sangat Menggembirakan Saat Kegiatan Yang Begitu Padat Dilakukan Tiba-Tiba Ada Sebuah Kejadian Yang Membuatnya Harus Istirahat. Bagaimanakah Perasaan Para Santri Saat Keinginannya Berkali-Kali Tidak Sukses.br nbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbsp emCatatan:afrizal zulkarnainemhr img style=margin-right: 13px src=http:2.bp.blogspot.com-toFsl7h3In0UTbCg7e7AgIAAAAAAAACC4WO9hj-T5M-0s320DSC08624.JPG border=0 alt= width=320 height=240 align=left Blokagung – Tidak seperti pada malam-malam biasanya malam itu Senin (403) bumi darussalam yang dipenuhi ribuan santri berkali-kali melakukan teriakan secara bersama. Hal itu dilakukan bukan karena tanpa sebab. Berawal dari padamnya listrik saat kang Azidni melantunkan pujian-pujian setelah adzan maghrib. Sontak semua santri dengan sangat semangat berteriak bergembira karena dengan padamnya listrik kegiatan di PP. Darussalam Blokagung ini menjadi lumpuh alias mati.nbsp br Akan tetapi apa yang para santri harapkan itu menjadi kandas saat beberapa saat lampu hidup lagi. Sebuah suara yang menyatakan sebuah kekecewaaan dan tidak semangatpun terdengar kompak meski mereka tidak perlu latihan seperti layaknya paduan suara. Kegiatan pun seakan normal lagi akan tetapi kejadian serupa terjadi kembali listrik kembali mati saat para santri melaksanakan sholat maghrib berjamarsquoah dan kembali sorak gembira para santri dengan teriakan kembali terngiang. Dan kali ini para santri benar-benar gembira biasane nak mati lampu orep maneh terus mati lampu maneh biasane suwicemletuk salah satu satu santri yang berharap hal itu terjadi. Dan ternyata harapan para santri sepertinya saat itu akan terjadi pemadaman listrik yang kedua ini terasa memang begitu lama. Akan tetapi saat setelah selesai melakasanakan sholat maghrib berikut bacaan auradnya tiba-tiba lampu kembali hidup. Dan sebuah ekpresi kekecewaan lebih dalam dari yang sebelumnya tampak menghiasi wajah mereka. Dengan lantunan dan nada yang sama mereka kembali melakukannya dengan sangat kompak. Setelah itu kegiatan pun mau tidak mau harus dilakukan sebagaimana biasanya. Bagi yang tingkatannya sorogan berarti mereka harus siap sorogan dan bagi mereka yang harus mengaji tafsir sesegera mungkin mereka harus mengambil kitabnya dan membawanya ke dalam masjid.nbspPada malam itu sepertinya perasaan para santri sedang dicoba. Setelah kegiatan berjalan normal kegiatan sorogan ngaji tafsir sholat isyarsquo berjamarsquoah berikut bacaan auradnya para santri pun setelah itu bersiap melakukan kegiatan wajibnya yaitu takror. Akan tetapi hal serupa untuk kali terakhir lampu padam akan tetapi hal itu juga tidak cukup lama.br saat sebelum lampu ternyata kelas yang dimustahiqi (diwalikelasi) ust. Faiq itu sudah dimulai sehingga pada saat pemadaman kegiatan belajar mengajar diisi hanya dengan lalaran muhafdhah. Dan otomatis disaat kelas-kelas yang lain lsquoutlah (libur) hanya kelasnya gus Faiq sapaan karibnya ust. Faiq yang masih terlihat aktif. Dan kemudian selang beberapa saat lampu kembali hidup dan begitulah bumi darussalam selama waktu kegiatan itu masih aktif kegiatan tidak ada yang libur. Semua santri seperti hari-hari biasa mereka berangkat untuk takror pada malam harinya. ()1)