Sebagaimana layaknya seorang santri yang jenuh dengan seabrek aktifitas santri poncil (Pondok Kecil) juga merasakan hal yang sama. Termasuk jenuh dengan rutinitas kegiatan yang mereka jalani. Bagaimana kisahnya ?divMalam itu suasana di poncil ramai dan gaduh. Suara celoteh santri kecil terdengar dari sound system aula PP. Kanak-Kanak. Tim MedIS yang baru datang langsung di sambut dengan hangat oleh pengurus PP. Kanak-Kanak. Cari siapa mas ? Tanya seorang pria berbadan tanggung yang belakangan kami ketahui bernama Maskub. br Setelah menjelaskan maksud dan tujuan kami akhirnya Bpk. Maskub mengajak kami melihat-lihat area poncil sambil menjelaskan satu-persatu aktifitas beserta tempat kegiatan santri kecil. Jadi setiap kegiatan yang di lakukan santri itu ada koordinatornya ujar Bpk. Maskub di sela-sela pembicaraan. Seperti muhafadzoh rebana bahkan kebersihan juga ada koordinatornya imbuhnya.br Ada juga aktifitas santri kecil yang memang sengaja tidak di dampingi. Namun ini hanya berlaku pada kegiatan yang di anggap tidak terlalu urgen. Hal ini di lakukan agar para santri juga merasakan kebebasan dalam beraktifitas. Biar mereka merasa lebih bebas berekspresi dan berkreasi jelasnya. Kegiatan tersebut imbuhnya biasanya di kerjakan para santri untuk mengisi hari libur. Seperti hari jumat dan sabtu.br Kegiatan bebas yang paling di minati para santri ketika libur bervariasi. Kalau yang suka maen bola ya maen bola. Kalau suka maen bulu tangkis ya maen buku tangkis. Pokoknya macem-macemlah. Yang jelas kami sudah mempersiapkan fasilitasnya terang pria asal Rembang Jawa Tengah ini. br Selain menyediakan fasilitas pihak PP. Kanak-Kanak juga mempersiapkan segala kebutuhan para santri kecil. Namanya juga anak kecil kalau tidak di siapkan ya ngambek. Untuk urusan pakaian misalnya pihak PP. Kanak-Kanak sudah menyiapkan tenaga yang memang secara khusus mengerjakan hal tersebut. Bahkan sampai penataan bajunya kami juga yang ngurusi ungkapnya.br Lain lagi soal keuangan. Masalah ini kami anggap sebagai salah satu masalah yang sangat penting. Karna sering ada santri yang tengkar gara-gara uang. Bpk. Maskub menjelaskan biasanya dalam sehari seorang santri memegang uang maksimal Rp. 10.00000. Itu pun di berikan secara berkala oleh pembimbing. Tidak seketika. Nah biasanya masing-masing pembimbing memegang uang milik 10 santri. Maksimal 20 santri.br Ketika di tanya soal kesulitannya Bpk. Maskub menjawab kerewelan dan ngambeknya anak-anak yang paling sering jadi masalah. Selain itu ada hal lain yang juga bisa mengurangi kinerja pengurus. Kurangnya tenaga yang ada di sini ungkap pria yang juga menjabat sebagai seksi pendidikan PP. Kanak-Kanak ini.(amgfr) br div0)