div align=centerMalam Ngaji Siang Diniyyahdivbr Masih seperti persiapan menyambut ramadhan tahun-tahun sebelumnya menjelang ramadhan juga berarti mempersiapkan diri menahan haus lapar dan nafsu tentunya. Apa saja yang dilakukan para santri Darussalam agar bisa segera adaptasi dengan suasana ramadhan? divnbspdivnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbsp Catatan Rifki Fauzi divnbspdivSIANG itu mendung menaungi Blokagung. Tampak lalu lalang santi masih sepi. Padahal bunyi bel persiapan jam masuk pertama Diniyyah telah berlalu 15 menit yang lalu. Maklum sektas mari liburan suwi yo ngene iki. Sek aras-arasen kegowo hawa liburan. (Maklum baru selesai liburan ya memang begini. Masih malas terbawa suasana liburan) celetuk seorang santri. Memang seperti yang kita tahu sudah lebih 2 minggu Darsussalam sepi kegiatan formal baik Sekolah Kurikulum ataupun Diniyyah. Apalagi yang kelas akhir malah libur kurikulum sejak UN usai. br Namun bukan berarti Darussalam libur kegiatan. Endi onok pondok kene gak enek kegiatan? (Mana ada di Darussalam tanpa kegiatan?) kata santri tadi. Masih ada ahsan tingkat asrama dan ahsan tingkat pesantren. Nah kini keduanya telah usai yang berarti kegiatan formal mulai lagi. Bukan hanya itu sekarang malah tambah pengajian Ramadhan kata Rifqi seorang warga asrama Al-Hikmah. br Pengajian kitab bukhori muslim yang langsung dibacakan oleh KH. Mudhofar Sulton menjadi star dimulainya pengajian Ramadhan. Puluan satri putra hampir setiap waktu sibuk datang ke ndalem yai Mudhofar sapaan akrab KH. Mudhofar Sulton dan kembali ke pondok putra maklum untuk pengajia yang dibacakan di depan kantor yayasan PP. Darussalam itu full time alias penuh. Kemudian setelah menyusul beberapa kitab-kitab yang lainnya juga dibacakan. termasuk kitab talimul mutaalim yang langsung di balagh oleh KH. M. Hasyim Syafaat mulai setelah melaksanakan sholat isya sampai pukul 10.00 Wis. br Tidak berhenti disitu selesai Yai Hasyim panggilan karib KH. M. Hasyim Syafaat membacakan kitab talimul mutaalim baru kemudian takror dimulai. Dalam takror ini oleh diniyyah diisi dengan pengajian-pengajian yang sudah ditentukan oleh seksi pengajian dan yang membacakan kitabnya adalah mustahiqnya masing-masing. Tak hanya itu juga besok paginya setelah bada shubuh juga masih haruskan untuk mengaji.1)