STADION DIPONEGORO – Tidak sedikit dari santri Darussalam, baik santriwan maupun santriwati yang ikut dalam acara Festival Islam Nusantara dalam rangka menyongsong satu abad NU kemarin (09/01) dengan memberikan sebuah kreasi yang berupa Lalaran Alfiyyah Kolosal atau pembacaan nadlom (syair) tentang ilmu gramatika bahasa arab yang amat populer di kalangan pesantren.
Peserta yang ikut dalam festival tersebut berjumlah lebih dari 500 lebih santri yang berasal dari berbagai pondok pesantren, salah satu nya yakni Pesantren Mamba’ul Huda, Pesantren Mambaul Ulum, Pesantren Roudlotussalam, Pesantren Mabadiul Ihsan dan Pesantren Darussalam Blokagung.
Utusan dari pondok pesantren Darussalam Blokagung mengeluarkan lebih dari 260 santri putra dan putri. Hari Ahad ba’da Dluhur para santri telah siap berangkat guna mengikuti festival tersebut dengan mengendarai bus. Pesantren membutuhkan 4 bus guna menopang santri yang andil dalam acara sholawat yang bertempat di stadion Diponegoro.
Sesampainya di stadion, seluruh peserta lalaran melakukan gladi bersih guna persiapan penampilan pada pagelaran festival. Setelah gladi usai, peserta lalaran yang berasal dari pondok pesantren Darussalam beristirahat yang bertempat di salah satu pondok pesantren di daerah kecamatan Glagah.
Hari senin sekitar ba’da dhuhur peserta telah siap untuk berangkat ke stadion, untuk memaksimalkan acara peserta datang lebih awal dari jadwal penampilan yang telah ditentukan. Sekitar pukul 14.00 sore peserta diperkenankan masuk ke dalam stadion guna persiapan penataan barisan yang telah dibagi sebelumnya. Pukul 20.00 WIB, peserta mensenandungkan nadlom dihadapan para khadirin dan para tamu undangan.
Pembacaan nadlom kolosal hanya berdurasi sekitar 15 menit penampilan, meskipun tidak terlalu lama para peserta menyuguhkan berbagai variasi nada dengan sangat epic, mengunakan alat musik berbeda – beda salah satunya yakni menggunakan drum band yang berasal dari siswa SMP Plus Darussalam dan kendang yang ditabuh oleh pengendang cilik Banyuwangi yakni Izzul, sukses membuat pendengar berdecak kagum dengan penampilannya. Bab yang dikumandangkan oleh peserta lalaran yaitu bab mubtada’, fail, istigol dan idgom.
Pembacaan sulu’ yang dilantunkan oleh salah satu santri putri yang berasal dari pondok pesantren Darussalam yang bernama Syarofatul Fitriyani, menarik perhatian presiden RI bapak Joko Widodo ketika menyaksikannya, sehingga ketika bapak presiden bersambutan, santri putri yang bernama Sarofah tersebut mendapatkan kesempatan maju ke pentas untuk diberikan hadiah berupa sepeda kayuh.
Selain itu juga terdapat berbagai persembahan, salah satunya yakni sholawat badar yang dibawakan oleh Veve Zulfikar, musik hadrah yang dipadu dengan beragam tarian dan koreografi dari kader Banser dan Pagar Nusa. Sambutan Bapak Presiden Joko Widodo, Bupati Banyuwangi Ibu Ipuk Festiandani, bapak Erick Thohir sebagai Ketua SC Seabad NU, KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU, dan Taujihat Rais Aam PBNU oleh KH. Miftahul Akhyar.
Sebagai peserta pembacaan nadlom kolosal Alfiyyah Ibnu Malik tentu memiliki kebanggaan tersendiri dalam ikut andilnya dalam acara, seperti halnya kang Affan Shiva Ibrahim yang merasa sangat bangga setelah mengikuti acara tersebut. “Saya sangat bangga sekaligus senang setelah mengikuti lalaran Alfiyyah Ibnu Malik dalam festival islam nusantara kemarin”. Ujarnya. (Rbd/Hmd)