Melihat suasana ramai diutara masjid karena robohnya pohon jambu
Robohnya Pohon Jambu Mangundang Banyak Santri
0
Suasana ramai tampak terlihat dihalaman Pondok Pesantren Darussalam, mulai dari yang ngobrol diruangan masjid, diwarung depan masjid dan didepan Aula, semua santri PP. Darussalam tampak bergembira pada waktu tersebut karena pada waktu itu bertepatan dengan malam selasa (05/10), dari kesemuanya santri yang tampak bergembira hanya terlihat beberapa kang-kang santri terlihat tegang dimasjid lantai 2 guna untuk melakukan tes kitab.

Suasana ramai yang tadinya menempat diberbagai tempat kini telah tertuju pada satu tempat yaitu diutara masjid Pondok Pesantren Darussalam setelah mendengarkan bunyi pohon roboh yang seolah mengundang seluruh santri untuk menyaksikannya, akibat robohnya pohon jambu yang menempat didepan Aula seolah mengagetkan seluruh santri, pengurus pesantren, pengurus diniyyah dan keamanan, “gak enek udan gak enek angin, kok biso wet jambu seng subur iku mau biso ambruk lho” cetus salah satu santri.

Setelah diketahui penyebab robohnya pohon jambu tersebut ternyata didasari oleh dua faktor yaitu karena dipanjat oleh Kang Anas santri asrama al fajar yang ingin mengambil buah jambu dan karena sudah tuanya pohon jambu tersebut terbukti sudah kroposnya batang pohon jambu yang sudah roboh. Anas yang masih berada diatas pohon jambu untuk mengambil buah jambu terpaksa harus ikut terjatuh bersama pohon jambu tersebut. Yang paling sempat menghebohkan, anas tidak sampai terkena runtuhan batang pohon jambu tersebut karena jatuhnya dengan mengikuti jatuhnya pohon jambu tersebut, akibat kecelakaan tersebut menyebabkan wajahnya harus berlumuran darah karena berpapasan langsung dengan batang jambu. Setelah jatuh dari bawah dia langsung berlari ketakutan karena ditonton banyak orang dan pastinya akan dituduh telah merobohkan pohon jambu tersebut.
Setelah diselidiki bahwasanya pohon jambu tersebut salah satu pohon keramat di Pondok Psantren Darussalam yang tidak boleh ditebang, menurut Pak Deh “bahwasanya biji pohon jambu tersebut diambil di Banyuwangi oleh almarhum KH Mukhtar Syafaat kemudian ditanam diutara masjid oleh Pah Deh, menurut beliau pohon jambu tersebut merupakan salah pohon yang memang tidak boleh ditebang beserta pohon jambu yang berada didepan Ndalem Kesepuhan, yang sekarang hanya terlihat bekasnya saja yang ditandai dengan bundaran semen putih dipojok masjid bagian utara”.