GENERASI BANGSA INDONESIA

IMG_1056

Dakwah secara bahasa adalah berarti seruan, dan ajakan. Adapun menurut istilah pengertiannya banyak sekali, di antaranya adalah menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Dakwah adalah mengajak seseorang agar beriman kepada Allah dan yang dibawa oleh para Rasulnya dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan. Semua umat Islam sepakat bahwa dakwah adalah amalan yang disyariatkan dan masuk kategori Fardhu Kifayah. Tidak boleh kategori diabaikan, diacuhkan, dan dikurangi bobot kewajibannya.

Unutk pendakwah atau Da’i dan peran pemuda  di Indonesia saat ini menjadi salah satu tumpuan untuk menyampaikan sesuatu yang baik ke masyarakat,”Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia,” itulah yang Bung Karno ungkapkan. Kalimat tersebut    menyanjung betapa pentingnya keberadaan sebuah komunitas pemuda dalam suatu Bangsa dan Negara. Dalam sejarah Indonesia dari Prolog sampai Epilog kemerdekaan, pemuda memiliki peranan luar biasa sebagai “avant garde” (ujung tombak) perubahan. Tonggak kebangkitan lahirnya kesadaran “berbangsa”. Peran tersebut dapat dilihat sejak para pemuda membuat “komunike politik kebangsaan” 28 Oktober 1928. “Satu tumpah darah, satu Bangsa, dan satu Bahasa”.  Calon generasi bangsa yang sangat penting perannya yang mampu membawa Bangsa lebih maju, untuk karena itu kemarin hari rabu(20/04) pondok mengadakan lomba Da’I se-jawa timur yang bertempat di lapangan gedung pendidikan Darussalam dan bertempat auditorium IAIDA dengan jumlah peserta 95 peserta delegasi dari pondok pesantren se-jawa timur dan madura yang salah satu tujuannya untuk mengasah dan melatih mental para Da’i muda terutama di kalangan Pondok Pesantren yang ada di seluruh Jawa Timur.

Perlombaan yang dimulai pada jam 08:30  dan berakhir pada pukul 18.30 itu sangat ramai sekali dan untuk mengenalkan salah satu khas Banyuwangi panitia mendatangkan   grup sholawat kuntulan untuk acara pembukaan pada lomba tersebut.

Sebagai ketu maziyyatul fata Bapak Hisyam juga menjadi ketua panitia di perlombaan tersebut dan para panitia didominani para anggota maziyyatul fata putra dan dibantu oleh anggota maziyyatul fata putri, sedangkan untuk puncak acara panitia mempersembahkan pemenang syahril quran tingkat nasional yaitu saudara hendro.(yzd/aiz)