Karena Menulis Sebuah Kebutuhan, Bukan Sebuah Tuntutan
Menulis bukanlah suatu beban atau tanggungan melainkan sebuah pilihan. Menulis juga merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan. Karena Dengan menulis kita bisa menerapkan dan mengekspresikan ide ide atau gagasan yang ada dalam pikiran kita.
Catatan: M. Arif Amrulloh
Menurut beberapa orang menulis itu sangat sulit dan mebosankan. Karena selain rumit, menulis itu juga membutuhkan berfikir keras untuk menyelesaikannya. Dengan demikian, salah satu upaya untuk mengatasi anggapan anggapan tersebut adalah mengikuti kegiatan yang di dalamnya mengajar tentang penulisan. Banyak sekali Lembaga di Negara kita yang menangani masalah itu.
Seperti Yang kita ketahui sekarang, salah satunya adalah Liburan Sastra Di Pesantren (LSDP). Hal tersebut merupakan kegiatan yang diadakan oleh Mata Pena Yogyakarta. Sebuah komunitas yang didirikan oleh para santri yang mahir dalam bidang kepenulisan dan sastra. Komunitas ini didirikan pada tahun 2005 di yogyakarta.
Meskipun beridentitaskan pesantren para peserta Mata Pena tidak hanya terbatas pada Santri saja tapi juga pelajar umum boleh mengikutinya. Tujuan diadakanya LSDP ini adalah; untuk membimbing para penulis pemula agar bisa mengembangkan bakat mereka dalam karya tulisnya.
LSDP yang ke 13 sekarang, dilaksanakan di kabupaten Banyuwangi bertempat di Pondok Pesantren Mukhtar Syafa’at pada tanggal 31 januari 2015 sampai dengan 03 januari 2016. Dan juga telah menarik perhatian para pelajar terutama santri se-Indonesia. Kurang lebih peserta ada 50 santri dan pelajar yang mengikutinya. Di sana mereka diajarkan menulis dengan menerapkan 4 Nilai Santri yaitu Tawasuth, Tawazun, Tasammuh, dan Ta’adul.
Banyak sekali materi yang diajarkan didalamnya, seperti menentukan alur cerita pendek, memahami gagasan, mendesain Blok dan Buletin. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kelas pertama kelas menulis dan kedua adalah kelas Film. Masing-masing peserta LSDP diberi kebebasan memilih diantara dua kelas itu.
Selain itu, peserta dan fasilitator juga mengadakan jelajah alam. Agar peserta merasa lebih santai, nyaman, dan mudah untuk menyampaikan serta menerapkan inspirasinya kedalam tulisan sesuai dengan 4 nilai tersebut.
Kegiatan LSDP ini diketuai oleh kak Nor Isma. Beliau adalah salah satu pendiri matapena dan alumni pondok pesantren tambak beras jombang. Berdasarkan pengalaman yang beliau alami, menulis itu berawal dari membaca. “ aku lho pengen nulis Cuma karena dulunya sering baca, mulai dari SD sampai sekarang” ucap beliau dengan sedikit tersenyum ketika diwawancari salah satu reporter Medis.
Kegiatan berlangsung meriah, apalagi ketika penampilan penyair terkenal dan juga Sastrawan Indonesia yaitu, Bapak D Zamawi Imron dari sumenep . Para pengunjung mendengarnya dengan khusyu’. Karena selain membacakan puisi lelaki kelahiran Madura itu juga menyelingi dengan memberikan Mauidhoh hasanah kepada para pengunjung. Puisi yang beliau baca berisi tentang pentingnya mencari ilmu dan tugas seorang pemuda.
Menurut pengakuan salah satu peserta kegiatan ini sangat bagus dan mengasyikkan, selain bisa mengembangkan penulisan. kita juga mendapatkan teman dari berbagai daerah untuk berbagi wawasan dan pengalaman.
“Kagiatan ieu sae pisan sareungrame, salian titiasan gembangke untu tulisan. Arurango getiasa meunangkeun rerencangan tidaerahan ubara reda kanggo patukeurelmu, sare ungoge teumpat naan uhejo seueurku tatangkalan”. Tutur Al Dian salah satu santri dari Tasikamalaya dengan Bahasa Sundanya tersebut.
Manfa’at yang diperoleh dari kegiatan ini banyak sekali, salah satunya kita bisa mengembangkan karya tulis, baik berupa cerpen, essay, dan yang lainnya. Agar menjadi tulisan yang berkualitas Sehingga bisa lebih mudah dikonsumsi oleh masyarakat umum.(Am)