div align=centerMinat Menulis Santri Masih Minimdivimg src=http:1.bp.blogspot.com-NHzT6M1OHYcUzJ7unR8AzIAAAAAAAADa4OMFup_fGrAgs1600IMG_3643.JPG border=0 alt= width=398 height=298 p align=center{inilah kondisi pertama saat pematerian desain grafis page maker} Ada banyak lembaga pendidikan yang dikelola pp. Darussalam mulai dari tingkat paud sampai perguruan tinggi. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada ternyata minat menulis di kalangan para santri masih sangat minim.hanya beberapa santri saja yang mampu ber-action dengan karyanya. Oleh karena itulah didirikan skd sebagai wadah para santri agar jadi penulis yang hebat.br nbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbspnbsp emCatatan : M. Choirul Umam SyahemSejak Jumrsquoat pagi (2103) kemarin terlihat para siswa-siswi baru Sekolah Kepenulisan Darussalam (SKD) berduyun-duyun memasuki Laboratorium DIKOMDA guna mengikuti kegiatan pembelajaran perdana SKD. Ada tiga jurusan dalam sekolah ini yang berhubungan dengan tulis-menulis. Seperti kelas pena 1 (jurnalistik) kelas pena 2 (design page maker) dan yang terakhir kelas pena 3 (sastra). Semua jurusan ini terdiri dari siswa putra dan putri yang kurang lebih berjumlah 70 siswa.br Kegiatan tersebut dimulai pukul 08.00-09.00 WIS untuk kelas pena jurnalistik putra dan putri. Sedangkan kelas pena sastra putri yang bertempat di gedung perpustakaan lantai dua ini baru dimulai 09.00-10.00 WIS dan untuk sastra putra dimulai barsquoda sholat Jumrsquoat bersamaan dengan kelas pena 3 yaitu design grafis putra dan putri. Kelas sastra putri yang mendapat jadwal terakhir baru selesai menjelang maghrib. br Pada hari perdana ini siswa yang hadir pada kelas jurnalistik mencapai 20 siswi putri dan 7 siswa putra. Sedangkan kelas design putri yang hampir mencapai 30 siswa justru putra hanya 3 anak. Dari kedua kelas pena tadi terlihat perbandingan jumlah siswa sangat mencolok. Hal ini tentunya sangat disayangkan. Minat belajar menulis santri putra kalah jauh dibandingkan santri putri. Berbeda pada kelas pena 3 atau kelas sastra dari total sembilan anak untuk putri justru hanya lima yang hadir. Sedangkan kelas sastra putra yang total berjumlah tujuh anak ini tampak tak ada yang absen.br Pada masing-masing kelas pena para siswa diberi materi perkenalan sesuai jurusan yang diikuti. Dalam kelas jurnalis ustd. Asngadi Rofiq yang menjadi tutornya memberikan meteri tentang bagaimana membuat paragraf berita yang baik. Sedangkan dalam kelas design para siswa diberi pelajaran men-design Koran menggunakan progam page maker. Adapun progam tersebut juga digunakan koran-koran terkenal seperti Jawa Post KOMPAS bahkan MedIS (Koran PP Darussalam) pun menggunakan program yang sama. p align=centerimg src=http:1.bp.blogspot.com-GMPqL41CpisUzJ7hIQ3E-IAAAAAAAADawdcE1aJJdus4s1600IMG_3526.JPG border=0 alt= width=398 height=299 p align=center{suasana santai para siswa SKD saat menerima materi tentang jurnalis} Berbeda dengan kelas jurnalis dan desain kelas pena 3 atau kelas sastra yang bertempat di gedung perpustakaan lantai dua tampak tenang. Ustd. Ardiansha yang menjadi tutor pagi itu memberikan meteri puisi. Sang novelis Darussalam ini akan memberikan materi yang berbeda-beda pada setiap pertemuannya. br SKD ini akan diadakan setiap hari jumrsquoat mulai pagi hingga sore. Di minggu kedua nanti para panitia akan membagikan ID-CARD ke tiap-tiap siswa SKD dan notebook bagi kelas sastra yang tidak mendapat fasilitas berupa computer seperti pada kelas desin dan kelas jurnalistik.(rull)1)