Masjid Lantai 1 – Lahir pada tanggal 25 muharrom 1734 H, 13 september 1954 M di Rhot Elfarot, Kairo Mesir. Beliaulah Syekh Yusri Rusdy Jabr Al Hasani seorang Faqih, seorang thoriqoh, dan seorang dokter bedah yang menjadi guru dari banyaknya kaum muslimin di Era milenial ini. Beliau juga memiliki Riwayat Pendidikan yang sangat baik yakni pada saat beliau kuliah S1 hingga beliau mendapat gelar Jayyid Adjiddah, kemudian beliau melanjutkan kuliahnya mendalami bidang bedah umum dan bedah saluran darah pada tahun 1983. Beliau juga melanjutkan S2-nya dengan melanjutkan S3 bidang yang tidak jauh dari sebelumnya yakni bedah umum di tahun 1991.
Alasan beliau memilih jurusan kedokteran ialah karena menurut beliau “Dokter adalah risalah insaniyah yang tidak bertujuan mencari materi”. Selain seorang dokter beliau juga seorang hafidz yang berhasil mendapat gelar Hafz An nasir dari Syekh bin Abdul Salam Al Kohir. Beliau juga pernah berguru pada salah seorang mushonif hadist terkenal pada masanya yakni Syekh Maulana Siddiq Al Hurari, hingga beliau menjadi ahli hadist dizaman sekarang ini. Saat ini beliau telah menjadi guru besar bagi umat muslim di Kairo salah satunya di Masjid Besar Al Asro yang berada di Kairo Mesir.
Kemarin Rabu (06/09) Malam Kamis beliau menyempatkan waktunya untuk menjadi Pemateri acara Dauroh Ilmiyah. Dauroh Ilmiyah ini diikuti oleh seluruh santri pondok Induk mulai Ula sampai Ulya, serta diikuti oleh seluruh Talamidz putri kelas Wustho dan Ulya. Acara Dauroh Ilmiyah kemarin memiliki tentatif acara sebagai berikut: acara pertama yakni pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur’an oleh Saudara Reza Fahlevi, lalu dilanjut dengan sambutan oleh KH. Ahmad Mubasyir syafa’at, dan yang terakhir yaitu ialah acara inti yakni Dauroh Ilmiyyah Bersama Syekh Yusri Rusdy Jabr Al Hasani.
Pada saat acara inti berlangsung, beliau Syekh Yusri Rusdy Jabr Al Hasani memaparkan begitu banyak kalam hikmah dan ilmu – ilmu yang tidak dapat kita jumpai pada hari-hari biasa. Inti dari pembahasan beliau adalah membahas tentang Al Qur’an dan As sunah, Al Qur’an adalah kalam allah yang diturunkan lewat malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW dan disampaikan kepada seluruh umat dalam bentuk ayat-ayat suci Al Qur’an yang dibukukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan. Hadist adalah hal-hal yang mencangkup Nabi Muhammad mulai dari lahirnya Nabi Muhammad, perbuatan Nabi, peperangan pada zaman Nabi, perjalanan Nabi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Nabi Muhammad hingga beliau wafat.
Kemudian beliau juga membahas mengenai Ilmu Siroh. Ilmu Siroh sendiri memiliki banyak cabang diantaranya Siroh Nabi yang membahas tentang Nabi sebelum lahir, bagaimana ahli Mekkah memusuhi Nabi, bagaimana Nabi berdamai dengan mereka, Ketika beliau dimusuhi oleh orang-orang yahudi dan banyak lagi yang berkaitan dengan Nabi Muhammad. Ilmu siroh tidak dihukumi sama layaknya hadist, namun ilmu siroh ini lebih tertuju pada kebenaran atau masyhurnya sebuah cerita nabi yang dikutip dari sumber-sumber terpercaya dan bukan mengenai sanad atau asal usul cerita. Dan pada akhir pembahasan beliau memberi pesan-pesan seperti “akhlak seorang sufi ialah tidak banyak berangan-angan karena banyak berangan-angan akan membuat manusia terlalu banyak berfikir mengenai dunia dan lupa akan pencipta mereka dan lupa kepada kematian yang sudah jelas ada dekat dengan mereka”. Beliau juga memberikan kata-kata yang singkat namun memiliki arti yang mendalam yakni “Waktu itu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka kamu akan di potong ‘’. (EKA)