DARUSSALAM – Setelah terlaksananya Kuliah Kerja Nyata (KKN) beberapa waktu lalu. Saat ini seluruh mahasiswa dari berbagai prodi di fakultasnya masing-masing sedang melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Namun sekarang pada Fakultas Tadris Keguruan (FTK) sebutannya diganti dengan Pengenalan Lapangan pendidikan (PLP). Sedangakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) biasanya disebut dengan magang. Sebutan ini juga sama dengan di Fakultas Dakwah dan Konseling Islam (FDKI).
Diantara mahasiswa FTK yang melaksanakan PLP yaitu prodi Managemen Pendidikan Islam (MPI). Seluruh mahasiswa tersebut dilatih untuk lebih mengenal tentang manajemen yang ada di lembaga yang ada di sekolah-sekolah. Selain itu untuk prodi tadris lain seperti Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Tadris Bahasa Inggris (TBIG), dan Tadris Bahasa Indonesia (TBIN) juga melaksanakan kegiatan tersebut. Namun lebih menjuru kepada sistem pengajarannya. Namun untuk PBA berada di bawah naungan Kementrian Agama (Kemenag) seperti MTs dan MA, sedangkan TBIN dan TBIG dibawah Diknas yakni SMP dan SMA.
Pelaksanaan PLP tahun ini tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang diurus melalui satu pintu saja. Artinya melalui Fakultas nya masing-masing tak terkecuali pada prodi MPI yang berada di Fakultas Tadris. Namun untuk Fakultas Tadris di urus per-prodi nya masing-masing melalui panitia di prodinya tersebut. Sebenarnnya istilah PLP tak hanya berlaku pada prodi MPI saja, akan tetapi untuk seluruh prodi yang berada dibawah naungan kemenag.
Hanya saja peraturan perubahan tersebut baru saja turun dan di ketahui pertama kali di ketahui oleh prodi MPI. “Sebenarnya di Taris Bahasa Indonesia, bahasa inggris, ataupun bahasa arab pun juga harus menggunakan istilah PLP. Saya pun tadi ketika pembukaan di SMP Plus Darussalam pun menggunakan istilah PLP yaitu Pengenalan Lingkungan Pendidikan”, Jelas Bapak Ali Mansur M.Pd. ketika ditanyai menegenai penggunaan istilah PLP.
Pada pandemi ini, khususnya yang PLP di Fakultas Tarbiyah dan keguruan di maksimalkan di seluruh unit yang ada di Darussalam. Kalau ada yang di sekolah luar itu karena ada permintaan dan hubungan sekolah tersebut dengan Pondok Pesantren sangat dekat. Contohnya saja di MAN 1 Banyuwangi, yang mana kepala sekolahnya yakni bapak Saeroji juga pernah menjadi salah satu dosen di IAIDA. Selain itu di juga di MAN 1 terdapat asrama untuk para siswanya, sehingga membutuhkan tenaga pengajar yang berbasis Pesantren.
Pada setiap Prodi memiliki kebijakanya masing-masing. Walaupun dalam satu naungan yaitu Fakultas Tadris, namun untuk mencapai tujuan proses pembelajaran seprti yang sudah ditentukan oleh Kemenag. Untuk tempat pelaksanannya Prodi MPI meliputi seluruh unit yang ada di Pondok Pesantren Darussalam. Sedangkan khusus Prodi Bahasa Inggris lebih kepada seluruh kursusan yang ada di asrama-asrama di dalam pesantren. (rdt)