Piching (Salah satu upaya untuk membiasakan santri dalam melakukan sholat tasbih adalah dengan sering melakukannya secara berjama’ah. Pondok Pesantren Darussalam mempunyai misi baru yakni membiasakan santri untuk melaksanakan sholat Tasbih. inilah yang akan dilakukan sebulan sekali.)
Catatan: Lutfi Rizal
MASJID LANTAI 1 – Tepatnya malam Jumat (12/10) setelah Ahad Legi, seluruh santri Pondok Pesantren Darussalam melaksanakan sholat tasbih yang dilaksanakan di Masjid lantai 1 setelah sholat Isya’. oleh karena itu, pihak pesantren sudah memberitahukan kepada seluruh santri untuk turut melaksanakan sholat tasbih.
Sebelum sholat dimulai, para santri mendengarkan dengan khidmat tausiah dari Agus Ahmad Supriyadi mengenai keutamaan sholat tasbih, yang beliau kutip dari hadist Rosullulloh dan diriwayatkan oleh Ibnu Abbas “manusia itu kalau bisa setiap hari melakukan sholat tasbih, kalau gak bisa seminggu sekali, kalau gak bisa sebulan sekali, kalau gak bisa setahun sekali, kalau masih belum bisa seumur hidup sekali” tutur beliau. Kegiatan ini pun berdasarkan musyawaroh pengurus pesantren dan sudah disetujui oleh dewan Pengasuh.
Jumlah rokaat sholat tasbih ada 4. Ketika dilaksanakan waktu siang langsung satu salam. Sedangkan, ketika dilaksanakan sewaktu malam 2 kali salam. Dan bacaan tasbih yang dibaca yaitu “subhanallah wal hamdulillah wa laailaha illah wa allahu akbar” dan dibaca 150 kali dalam 4 rokaat tersebut.
Kaifiyyah sholat tasbih, Rokaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan rokaat kedua membaca surat Al-Ikhlas. 15 tasbih pertama dibaca setelah surat Al-Kafirun pada rokaat pertama, dan setelah membaca doa ruku’ tasbih dibaca 10 kali, begitupun setelah membaca doa I’tidal, sujud pertama, duduk diantara 2 sujud, sujud kedua, dan duduk istirahat tasbih dibaca sebanyak 10 kali. Ketika tahiyyat akhir, tasbih yang dibaca 10 kali itu sebelum salam.
Setelah sholat tasbih berjama’ah selesai, seluruh santri beraktifitas seperti biasanya lagi. Harapan pengurus adalah membiasakan santri untuk melakukan sholat-sholat sunnah ketika masih di pesantren dan bisa istiqomah sampai pulang dari pesantren, karena semua itu berawal dari kebiasaan. (zal)