Mati Lampu, Ngaji Tafsir Tetap Jalan
BLOKAGUNG – Sore itu, tepat kalimat terakhir dari pengajian kitab Ihya’ Ulumuddin semua santri dikagetkan oleh padamnya listrik yang menerangi kawasan pondok pesantren Darussalam dan sekitarnya.“Kok pas ngaji ihya’ e mari, pas pemadaman”, kok tepat ngajinya selesai pas mati lampu, ucap salah satu peserta pengajian ihya’.
Mati lampu yang lumayan lama itu, ternyata disambut gembira oleh santri karena otomatis kegiatan Diniyyah mereka jadi libur. Tetapi tidak demikian dengan apa yang dirapkan santri, para krew ELSANDA langsung bergegas memasang alat untuk pembangkit listrik yang disebut jedset, tepat setelah magrib pesangan dilakukan. Yang intinya tenaga listri dialirkan di Masjid dan Mushola Santri Putri bertujuan untuk pengajian tafsir jalalain tetap bisa terlaksana dengan biasanya.
“Beh kok gak awan mau pemadamane ngeneki gak penak kanggo wong adol peteng”, kok nggak dari tadi mati lampunya kalau kayak dini nggak enak bagi orang jualan kalo gelap, ujar pemilik warung MM(Murah Meriah) yang terletak tidak jauh dari sungai kali baru itu, memang kebanyakan orang membenci mati lampu tapi kebanyakan santri merasa senang kalo mati lampu. Tapi tidak berselang lama tepat pujian isya’ di Masjid, mati lampu pun usai dan kembali nyala disambut dengan teriakan santri yang entah perasaan kecewa atau senang karena otomatis sehabis isya’ kegiatan diniyyah akan berjalan seperti biasanya. (yzd)