Asrama Al Hikmah –Dalam rangka memeriahkan maulid nabi Muhammad SAW 1445 Hijriyah, asrama Al Hikmah mengadakan lomba kreasi endog-endogan antar kamar kemarin Minggu (24/09) Malam Senin di Aula Asrama Al Hikmah Atas. Lomba kreasi ini diikuti oleh tiap kamar dari asrama Al Hikmah dengan pengiriman kreasi berupa miniatur kecil.
Dewan juri pada lomba kreasi endog-endogan ini diambil dari pihak pesantren Bapak Roni Trilaksono dan Bapak Ikhsan Huzali. Pengambilan dewan juri dari pihak pesantren supaya meminimalisir kecurangan dalam penilaian lomba.
Salah satu panitia lomba kreasi endog-endogan Kang Alvin Hidayat mengatakan “Perlombaan ini dilaksanakan untuk melestarikan adat dari kepala asrama terdahulu”. Asrama Al Hikmah setiap tahunya mengadakan lomba kreasi endog-endogan ini karena sudah menjadi semacam adat di asrama tersebut. Juga dari seluruh asrama di pondok induk, asrama Al Hikmah termasuk asrama yang rutin mengadakan lomba kreasi endog-endogan tersebut.
“Lomba ini dilakukan di Aula Al Hikmah Atas” Ujar salah satu peserta lomba. Pengambilan tempat di Aula Asrama Al Hikmah Atas, karena jika dilakukan di Aula Al Hikmah Bawah akan mengganggu warga asrama lainya sehingga akan mengganggu ketika dimulainya perlombaan. Perlombaan ini dilakukan Ba’da Magrib dengan masing-masing kamar mendelegasikan presentatornya. Presentator lomba ini hanya 1 orang saja, supaya warga asrama selain presentator bisa mengikuti kegiatan pengajian maulid.
Seminggu sebelum lomba setiap kamar diberitahu akan adanya lomba endog-endogan, waktu pengerjaan miniatur peserta mengambil waktu luang setelah pengajian barzanji. Karena lomba ini berlangsung ketika pengajian maulid tiba, sehingga para peserta hanya bisa mengerjakan setelah mengaji barzanji tersebut. Untuk menertibkan acara, panitia akan memberikan sanksi kepada kamar yang tidak mengumpulkan kreasinya berupa denda.
Tema dalam perlombaan ini adalah “Wisata dan Budaya Banyuwangi” dengan kriteria bahan miniatur bebas, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bahannya hanya dibatasi dengan kardus dan bahan yang bisa didapatkan di pondok saja, dikarenakan dulu masih pandemi. Setiap kamar membuat kreasi berbagai macam wisata dan budaya yang ada di Banyuwangi, ada yang bertema Pantai boom, kawah ijen, janger, jagir, alas purwo, djawatan dan lain sebagainya.
Jika kebanyakan peserta lomba mengambil tema wisata, berbeda dengan kamar E.16 yang mengambil tema budaya petik laut muncar. “kamar kami membuat miniatur dengan tema budaya petik laut, selain untuk tugas membuat kreasi juga untuk mengenalkan sedikit banyak tentang budaya yang ada di ujung timur kabupaten Banyuwangi tersebut” ujar Kang Nouval Zulhaidar selaku delegasi yang mempresentasikan kreasi kamar. Memang kebanyakan mengambil tema wisata, namun ada juga yang mengambil tema budaya. Selain wisata umum, salah satu kamar juga mengambil tema wisata religi, kamar E.09 misalnya yang membuat miniatur bertemakan masjid Baiturrohman yang ada di Banyuwangi.
Kriteria penilaian dalam lomba ini meliputi: keindahan, kerapian, kreatifitas, dan presentasi. Selain hasil kreasi miniatur, hasil dari presentasi oleh delegasi kamar juga turut menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian nilai.
Untuk melancarkan acara, panitia mempersiapkan konsep perlombaan seminggu sebelum lomba. Lomba endog-endogan ini terhitung lancar, namun ada sedikit kendala yakni beberapa peserta tidak tepat waktu pengumpulanya, juga karena waktu pengerjaan yang mepet para peserta kurang antusiasnya. Harapan dari panitia lomba, semoga para para peserta ketrampilannya bisa berkembang lagi. (Nzf)