MADRASAH BARAT LT 2 – Diklat Seni baca Al-qur’an (Qiro’ah) yang diadakan oleh Organisasi Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz sesi pertama kemarin (26/07) berjalan lancar. Acara yang dimulai jam 08.00 WIB sampai jam 11.30 WIB itu diisi oleh Sang Qori’ Nasional yakni Ustadz Ghufron Jayadi M.Pd.I asal Situbondo.
Acara pertama di awali oleh pembukaan Master of Ceremonial (MC) dan Senandung Al-qur’an. Setelah itu sambutan Ketua organisasi yaitu ustadz Sahal Al badri dan langsung menuju pada acara Inti yang langsung di isi oleh Qori’ jebolan Pondok Pesantren Salafiyyah Syafi’iyyah Asembagus Situbondo tersebut.
Ustadz Ghufron (Panggilan akrab beliau) menceritakan pengalaman dan awal bagaimana proses untuk menjadi Sang Qori’. Butuh banyak pengorbanan yang harus dilakukan, mulai dari setiap hari untuk berlari minimal 1 KM tanpa bernapas gunanya yaitu untuk memperpanjang napas dan itu merupakan faktor yang membantu dalam Qiro’ah.
Ustadz Ghufron dalam mengatasi suara tak terlalu di bingungkannya. Karena pada hakikatnya suaranya orang itu berbeda-beda dan mempunyai ciri khas masing-masing. “Saya paling gak suka kalau ada orang yang tiru-tiru suara orang lain,” tukas Ustadz ghufron lantas menyebutkan beberapa legendaris Sang Qori’ Internasional.
Setelah bercerita pengalamannya selama belajar Qiro’ah, ustadz Ghufron langsung memulai membimbing latihan pemanasan sebelum memasuki maqro’. Beliau memberi rumus dasar pemanasan kepada seluruh peserta Diklat yang juga diikuti dari Pondok Pesantren lain itu dengan telaten.
Setelah pemanasan usai, Ustadz Ghufron memulai memasuki maqro’. Surah Al-Ahzab ayat 38-48 yang menjadi patokan untuk belajar Qiro’ah bersama peserta diklat tersebut. Acara diklat itu dilaksanakan dengan dua Sesi, sesi pertama kemarin (26/07) dan sesi dua dilaksanakan pada pagi tadi (27/07) yang dimulai pada pukul 07.30 WIB sampai 10.30.
Ustadz Ghufron melatih para peserta diklat dengan perlahan-lahan. Beliau juga menuturkan bahwa tidak ada jamu yang membuat suara enak, kalau pingin suaranya enak ya latihan terus. “Tidak ada jamu yang membuat suara itu enak, kalau ada saya beli!” tukas ustadz Ghufron lantas tertawa.
Sebelum acara diklat pada sesi pertama ditutup Ustad Ghufron kembali memberi resep khusus jamu untuk menghilangkan lendir yang ada pada tenggorokan, beliau juga kembali menceritakan pengalamannya saat mondok di Asembagus.(ykl)