KAMPUS PUTRA – Sudah menjadi tradisi sejak masa KH. Mukhtar Syafa’at, Pondok Pesantren Darussalam mengadakan kegiatan kunjungan santri putri ke kampus putra, hal ini dimaksudkan supaya santri putra mengerti dan ikut berperan dalam mengembangkan kebutuhan pondok pesantren. Tradisi tahunan tersebut berlangsung kemarin, (29/09) malam Sabtu. Acara kunjungan berjalan dengan cukup lancar yang tentunya masih dikawal dengan ketat oleh pihak keamanan pesantren. Diawali dangan keluarnya santri putra dari kampusnya menuju ke Lapon (lapangan pondok). Sebelum menuju kesana, mereka harus menunggu bel berbunyi tanda untuk keluar kampus. Setelah itu, giliran dari santri putri memasuki kawasan kampus santri putra yang juga ditandai dengan bunyi bel.

Dengan dikawal oleh dewan keamanan gabungan dari anggota keamanan dan ketertiban, pengurus pesantren, serta dewan asatidz Madrasah Diniyyah seluruh santri putri memasuki kampus putra dan langsung disambut oleh panitia yang berada di depan masjid. Tingkat keamanan pada kunjungan tahun ini diperluas. Pada acara kunjungan sebelumnya tempat penjagaan hanya berjumlah 16 pos, sekarang ditambah lagi 9 pos sehingga menjadi 25 pos, untuk itu 30 perkasa asramapun juga ikut serta mengawal berjalannya kegiatan tersebut.

Bermacam – macam kritik/saran bermunculan pada kunjungan tahun ini, menurut sebagian santri putri yang berkunjung pembongkaran Ndalem KH.Muallim Syarqowi, asrama Al – Qudsiyyah, serta asrama Al – Falah cukup terasa mengganggu pemandangan, “bongkahan asrama itu cukup menganggu, serta tidak enak untuk dilihat” ujar salah  satu santri, meskipun begitu ada yang berpendapat sebaliknya. Adapun tujuan mereka berkunjung ke kampus putra guna melihat maha karya santri putra dalam menghias asramanya dan membersihkan asrama yang ditempati.

Sedangkan untuk santri putra yang sementara dialihkan ke Lapon, panitia mengadakan Nobar (nonton bareng) film G 30 S/ PKI, film ini dipilih karena acara kunjungan santri pada tahun ini bertepatan dengan tragedi pemberontakan G 30 S/PKI yaitu pada tanggal 30 September, tujuannya agar seluruh rekan santri dapat mengenang jasa pahlawan yang gugur pada kejadian tersebut.

Penilaian dalam perlombaan antar asrama tersebut meliputi kebersihan, administrasi, keindahan asrama, dan masih banyak lagi lainnya. Dalam perlombaan tersebut dipilih 4 juri yang sudah profesional dan juga bukan berasal dari kalangan santri. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada yang memihak kepada salah satu asrama. Pemillihan juri tersebut diserahkan kepada panitia kunjungan putri.

Pada perlombaan tersebut dibagi menjadi dua tipe asrama, yakni tipe A dan tipe B. Dengan tema Dieney Land akhirnya Asrama Al-Hikmah bawah dapat menyabet juara 1 murni tipe A. Asrama tipe B dimenangkan oleh asrama Al-Ukhuwah yang biasa disebut asrama KBS. (blk/rqb)