AULA KH. MUKHTAR SYAFA’AT- Menilik kasus bullying yang kini kian merebak di bumi pesantren nusantara, tak ayal bila Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU menggelar sosialisasi terkait beberapa program yaitu Program Ramah Anak, Kesehatan Remaja, serta Gertak ponpes ber-PHBS. “Karena problematika di pesantren selalu rumit. Jadi harapannya dengan berjalannya program ini kami dapat meminimalisir beban pengasuh serta pengurus” tutur Ibu Muniroh, S.Pd. selaku ketua PC Fatayat kabupaten Banyuwangi ketika memberikan sambutan kemarin.
Acara tersebut dilaksanakan kemarin hari Rabu (05/10), tepatnya pasca dzuhur dan bertepatan dengan pengajian kitab Al-Barzanji dimulai. Untuk peserta yang menghadiri acara tersebut terdiri dari kalangan santri baik putra maupun putri sedangkan dari dewan pengasuh sendiri yang turut hadir yaitu Ny. Hj. Handariyatul Masruroh, bukan hanya itu tetapi acara tersebut juga dihadiri oleh Ibu Muniroh, S.Pd. selaku perwakilan PC Fatayat NU, Dinas sosial, Dinas Kesehatan kabupaten Banyuwangi cabang Tegalsari, dan Polres kabupaten Banyuwangi.
Adapun program ini adalah murni milik PC Fatayat NU, bukan milik ponpes Darussalam. Nama acara ini adalah “Fatayat Goes to Ponpes dan Sekolah” yang telah dilaksanakan sejak bulan Juli lalu. Dapat disimpulkan bahwa ponpes Darussalam hanyalah satu dari sekian banyaknya pesantren yang telah PC Fatayat NU hampiri. Karena ini bukanlah program pesantren maka persiapan yang dibutuhkan tidaklah banyak, bahkan terkesan mendadak. Tetapi apabila ada problem maka tetap dapat diatasi dengan baik karena kecakapan para panitia, meski kendala semacam peserta yang terlambat sehingga acara terpaksa mundur, hal itu bukanlah sebuah hambatan.
Acara berjalan sebagaimana acara pada umumnya, yang membedakan hanyalah materi diletakkan di belakang dalam artian bukan pada inti acara. Mengingat acara ini memiliki 3 narasumber, maka tak mengherankan apabila acara rampung tidak sesuai dengan estimasi waktu yang telah dijadwalkan. Namun di balik itu, kehadiran narasumber disambut dengan rasa hangat dan antusias oleh para santri. Terlebih saat giliran narasumber dari Dinas Kesehatan yang berbicara mengenai kesehatan remaja pubertas yang juga menyangkut materi organ reproduksi sehingga suasana menjadi begitu riuh. Sang narasumber pun tak terlihat keberatan dengan reaksi para santri karena memang sudah terbiasa dengan respon demikian.
Sosialisasi tersebut dilaksanakan dengan 3 sesi, sesi pertama diisi oleh Dinas Kesehatan dengan materi “Indikator-indikator Pesantren Sehat” dan “Kesehatan Remaja”, lalu disusul perwakilan Polres kabupaten Banyuwangi yang membawakan materi “Pidana Bagi Pelaku Kekerasan”, dan terakhir dari Dinas Sosial dengan materi “Dampak Kekerasan Secara Psikis dan Fisik”. Seperti halnya sebuah seminar ataupun diklat di akhir sesi biasanya moderator memberikan kesempatan bagi santri untuk melontarkan sebuah pertanyaan tetapi pada acara kemarin moderatornya digantikan oleh PC Fatayat NU.
Singkatnya, tujuan dari program ini adalah memperkenalkan para santri dengan betapa berbahayanya tindak kekerasan serta beratnya sanksi dari tindakan tersebut. Juga menghimbau para santri agar lebih aware atau waspada terhadap penyakit pada musim-musim saat ini dan mengenal lebih jauh terkait pubertas. (Adi)