MASJID LANTAI 1– Tidak hanya menuntut ilmu, santri juga dituntut untuk ber-Riyadhoh, bahkan Riyadhoh seakan menjadi budaya tersendiri pada saat menuntut ilmu di Pondok Pesantren. Riyadhoh merupakan praktik spiritual yang melibatkan pengendalian diri dan pengekangan terhadap berbagai keinginan duniawi. Ada bermacam-macam bentuk Riyadhoh yang dilakukan santri mulai dari berpuasa, mengamalkan amalan-amalan atau wirid, dan lain-lain. Semua ini salah satunya ditujukan agar santri dapat mengendalikan nafsunya pada saat menuntut ilmu.
Guna untuk melestarikan budaya tersebut, pada hari Kamis malam Jumat (04/07) setelah sholat Isya’pada pukul 20.30 WIB, pondok pesantren Darussalam mengadakan ijazah tahunan yang merupakan kegiatan rutin menjelang tahun baru Hijriah.
Kegiatan ini dipimpin oleh K.H Ahmad Hisyam Syafa’at dan diikuti oleh santri, warga sekitar, dan wali santri yang ingin mengikuti ijazahan tersebut. Mereka bebas memilih atau mengikuti ijazahan yang diinginkan, meliputi : ijazah puasa daud, puasa ngerowot (bagi kelas 4 ula ke atas), wirid dan puasa dalailil khoirot (bagi Tingkat wustho ke atas atau 18 tahun ke atas), serta amalan yaumiyyah yang bernama Al Adabul Qodiriyyah.
Setiap puasa atau amalan memiliki ciri khas dan pelaksanaan yang Berbeda-beda, seperti wirid dalailil khoirot yang terdapat jadwal baca shohifah yang Berbeda-beda setiap hari, semisal hari Senin (Shohifah 54 – 75) dan hari Selasa (Shohifah 75 – 94). Untuk puasa daud setiap ba’da Shubuh membaca sholawat masasiyyah. Amalan Al Adabul Qodiriyyah merupakan amalan yang di dapat oleh K.H Ahmad Hisyam Syafa’at dari Syekh Abdul Karim Muhammad Mudarris pada hari Sabtu, 26 Sya’ban 1430 H atau 04 Desember 1999 di Baghdad, Iraq.
Untuk kendala pada kegiatan tersebut, waktu pelaksanaan yang asalnya ba’da Maghrib diundur menjadi ba’da Isya’ dikarenakan K.H Ahmad Hisyam Syafa’at masih berada diluar pondok dan juga banyak santri yang belum mendapatkan kertas ijazah. (Nbl)