Beberapa daerah yang terdampak mulai melakukan kebijakan PSBB, begitu juga Pondok Pesantren Darussalam Blokagung mulai 17 Maret 2020 lalu yang melakukan karantina mandiri.
Terhitung mulai bulan Juni, seluruh Pondok Pesantren Darussalam secara bertahap memasuki kampusnya masing-masing. Protokol Kesehatan seperti cuci tangan, penyemprotan disenfektan, memakai masker dan membawa peralatan Kesehatan tetap dilaksanakan dalam prosesnya.
Bahkan sebelum masuk pesantren, santri yang datang dari luar daerah Banyuwangi harus melakukan rapid test dan isolasi mandiri terlebih dahulu dengan jadwal kedatangan yang telah ditentukan. Setelah memasuki kampus pondok santri tidak diperkenankan keluar kampus terlebih dahulu sampai pemerintah mengeluarkan surat keputusan terkait berjalan normal Kembali proses belajar mengajar.
Jam aktifitas santri selama di pondok dikurangi agar santri tidak merasa tertekan dan jenuh selama proses pembelajaran. Adanya keadaan yang up normal seperti ini tentunya membuat santri merasa bosan apalagi dengan fasilitas yang terbatas sehingga tidak jarang santri mengisi waktu luangnya dengan bermain atau istirahat.
Gunawan salah satunya, dia mengalami kesulitan jika hendak membeli alat-alat tulis, seperti bolpoint, plester, gunting dan lain sebagainya. “Dampak isolasi ini membuat aktifitas diluar pondok menjadi terhenti, sehingga saya pribadi mengalami kesulitan jika akan membeli peralatan tulis”.
Disisi lain, manfaat dari pemberlakukan karantina tersebut antara lain angka pelanggaran santri menjadi berkurang, dikarenakan santri tidak diperbolehkan keluar pondok. Selain itu santri juga semakin giat dalam sholat jamaah maupun mengaji.