Hari Jum’at adalah hari yang spesial bagi seluruh umat islam,  yaitu hari yang disebut-sebut sebagai sayyidul ayyam. Bahkan orang yang meninggal pada hari tersebut adalah sebuah tanda bahwa dalam keadaan khusnul khotimah. Dan pada hari itu pula, Pondok Pesantren Darussalam bersedih atas perginya salah satu keluarga bani syafa’at, yakni almarhum KH. Ahmad Qusyairi Syafa’at.


Kyai Mad (sapaan terkenal KH. Ahmad Qusyairi Syafa’at) adalah salah satu dewan Pengasuh PP. Darussalam yang mempunyai kegiatan cukup padat dalam menghadiri berbagai undangan pengajian. Mulai dari kota ke kota bahkan sampai macanegara beliau mengisi pengajian. Oleh karena itu, tidak heran lagi jika beliau dihormati dan disayangi oleh banyak orang.

Pada Hari Jum’at (31/7) lalu langit terlihat mendung sejak pagi. Seluruh santri melakukan aktivitas hari liburnya seperti biasa. Ditengah-tengah aktivitas santri ada pengumuman yang mengharuskan santri untuk kembali ke asramanya mereka guna melaksanakan khataman Al-Qur’an yang dikhususkan untuk kesembuhan kyai mad yang kondisinya kian parah.

Pukul 02.30 WIS suasana di Pondok Pesantren Darussalam mendadak berubah menjadi hening ketika pengurus pesantren mengumumkan bahwa KH. Ahmad Qusyairi Syafa’at meninggal dunia di RSUD Blambangan. Para santripun berbondong-bondong membawa Al-Qur’an ke masjid untuk melaksanakan khataman yang telah diumumkan terlebih dahulu oleh pengurus pesantren. Khataman dipimpin oleh KH. Ali ‘Asyiqin. Sebelum melaksanakan khataman, beliau memberikan mauidloh untuk memantapkan santri, “ kita semua sayang pada beliau, bangga pada beliau, tapi, Allah lebih sayang dan lebih bangga pada beliau”, tutur KH. Ali ‘Asyiqin yang membuat suasana semakin haru. Pengajian al-qur’an kembali dilaksanakan selesai sholat ashar di asrama masing-masing.

Suasana pecah ketika jenazah almarhum datang dan dibawa kedalam ndalem kesepuhan sehabis sholat maghrib tepat. Sebelum jenazah disholati di masjid Darussalam, almarhum dimandikan dan disholati terlebih dahulu di Pondok Pesantren Mukhtar Syafa’at. ribuan umat islam berbondong-bondong memenuhi lantai satu masjid guna melaksanakan sholat jenazah untuk almarhum Kyai Mad. Ekspresi yang disiratkan oleh para tamu yang datang pun berbeda beda, ada yang menangis, sedih, berlaku seolah tidak percaya dan bermacam macam lagi ekspresi yang mereka ungkapkan atas kepergian orang yang sangat mereka banggakan. Sebelum sholat, KH. Ahmad Hisyam Syafa’at menceritakan secuil kisah inspiratif dari perjalanan hidup almarhum yang sangat kita banggakan tersebut.

Sekitar pukul 9 malam, jenazah dipikul menuju tempat peristirahatan terakhir setelah disholati sebanyak 5 kali di Masjid Darussalam. Langit pun tak kuasa lagi menahan air matanya. Hujan rintik rintik kecil mengiringi dan menambah suasana haru perjalanan almarhum menuju tempat peristirahatannya yang terakhir. Langit menghentikan tangisannya ketika pemakaman berlangsung. Setelah pemakaman selesai, seluruh santri ditegaskan untuk melaksanakan khataman di maqam yang digilir per asrama hingga adzan subuh berkumandang.