
Pondok Pesantren Darussalam ini merupakan lembaga pendidikan pondok pesantren yang berada di daerah Banyuwangi Selatan Provinsi Jawa Timur, tepatnya ± 12 Km dari kota Genteng dan Jajag serta ± 45 Km dari kota Kabupaten Banyuwangi. Keadaan lokasi daerah tananhnya subur dan disebelah barat dibatasi oleh sungai Kalibaru, sebelah selatan merupakan tanah persawahan, disebelah timur daerah pedesaan dan disebelah utara persawahan.
Mukhtar Syafa’at Abdul Ghofur adalah sebagai tokoh utama pendiri Pondok Pesantren Darussalam ini, beliau berasal dari Desa Ploso Klaten Kediri Jawa Timur. Jenjang pendidikannya setelah menyelesaikan pendidikan umum, beliau meneruskan pendidikannya di pondok pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur dan pondok pesantren Jalen Genteng Banyuwangi selama kurang lebih 23 tahun beliau belajar di kedua pondok pesantren tersebut.
Pada tahun 1949 beliau menikah dengan ibu Ny. Maryam putri dari Bapak Karto Diwiryo yang berasal dari desa Margo Katon Sayegan Sleman Yogyakarta, tetapi pada saat itu sudah pindah di Dusun Blokagung Desa Karangdoro Kecamatan Gambiran (sekaran berubah menjadi Kecamatan Tegalsari) Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Selama 6 bulan di daerah yang baru ditempati, maka berdatanglah para sahabatnya sewaktu mengaji pada beliau, sehingga hal ini tidak diduga bahwa apa yang diperoleh di Pondok Pesantren sangatlah berguna.
Keadaan masyarakat sekitar pesantren pada masa itu masih buta agama hal ini pernah mengancam pengembangannya. Menghadapi keadaan yang demikian beliau dengan sabar dan penuh kasih sayang beliau tetap mencurahkan kepada-Nya. Beliau berdo’a, “Ya Allah ya Tuhan kami, berilah petunjuk kaum ini, karena sesungguhnya mereka itu belum tahu”. Karena keadaan yang sangat mendesak, maka timbulah kemauan yang kuat pula untuk mendorong mendirikan tempat pendidikan yang permanen, sebagai tempat untuk mendidik para sahabat dan masyarakat sekitarnya yang belum mengenal agama sama sekali.
Pada tanggal 15 Januari 1951 didirikanlah suatu bangunan berupa Mushola kecil yang sangat sederhana, sedangkan bahannya dari bambu dan beratap ilalang, dengan ukuran 7×5 m. Mushola ini diberi nama “DARUSSALAM” dengan harapan semoga akhirnya menjadi tempat pendidikan masyarakat sampai akhir zaman.
Pembangunan ini dikerjakan sendiri dan dibantu oleh santrinya, selama pembangunan berjalan, bapak Kyai selalu memberikan bimbingan dalam praktek pertukangan dan dorongan, bahwa setiap pembangunan apa saja supaya dikerjakan sendiri semampunya. Apabila sudah tidak mampu barulah mengundang/meminta bantuan kepada orang lain yang ahli, agar kita dapat belajar dari padanya untuk bekal nanti terjun di masyarakat, hingga akhirnya kita sudah terampil mengerjakan sendiri.
Pada awalnya Musholla tersebut digunakan untuk mengaji dan untuk tidur para santri bersama Kyainya, namun dalam perkembangan selanjutnya, kemashuran dan kealimannya semakin jelas sehingga timbul keinginan masyarakat luas untuk ikut serta menitipkan putra putrinya untuk dididik ditempat ini. Sehingga Musholla Darussalam tidak muat untuk menampung santri, sehingga timbullah gagasan Kyai untuk mengumpulkan wali santri untuk diajak mendirikan bangunan yang baru, bergotong royong membangun tanpa ada tekanan dan paksaan.
Pelaksanaan Pembangunan dipimpin oleh bapak Kyai sendiri, sehingga dalam waktu yang relatif singkat, pembangunan itupun selesai dan dimanfaatkan untuk menampung para santri yang berdatangan. Akhirnya hingga sekarang ini menjadi tempat yang ramai untuk belajar. Dan santri yang datang dari seluruh penjuru tanah air Indonesia dari sabang sampai merauke.
Adapun pesantren secara resmi berbadan hukum dan berbentuk Yayasan pada tahun 1978 yaitu dengan nama “YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM” dengan akte notaris Soesanto adi purnomo, SH. Nomor 31 tahun 1978 Dengan perjalanan panjang KH. Mukhtar Syafa’at Abdul ghofur memimpin pondok pesantren Darussalam, beliau adalah orang yang arif dan bijaksana, dikagumi masyarakat dan diikuti semua fatwanya, sehingga hal ini menambah keharuman nama beliau yang mulia dikalangan masyarakat. Akhirnya tepatnya pada hari Jum’at malam Sabtu tanggal 17 Rojab 1411 H/ 02 Pebruari 1991 M jam: 02.00 malam beliau pulang ke Rohmatullah dalam usia 72 tahun. Dan setiap tanggal 17 Rojab dilaksanakan Haul untuk mengenang jasa-jasa beliau. Untuk perkembangan pesantren selanjutnya di teruskan oleh putra beliau yaitu KH. AHMAD HISYAM SYAFA’AT, S.Sos. MH. Dan dibantu oleh adik-adik beliau.