AULA BAHJATUL ULUM LANTAI 4 – Kita sebagai Warga Indonesia, sudah seharusnya mengikuti perkembangan zaman yang semakin hari semakin maju. Mulai dari perkembangan teknologi, gaya pakaian diri, dan juga literasi. Dulu literasi hanya sebatas literasi dalam dunia percetakan secara offline atau langsung, tetapi sekarang Literasi sudah digital punya, orang secara bebas mengakses segala informasi tanpa batas melalui internet, sosial media, dan sebagainya.
Literasi Darussalam kemarin Sabtu (04/11) mengadakan Ngaji Literasi yang diikuti oleh seluruh Duta Baca dari seluruh unit Yayasan Pondok pesantren Darussalam, baik SD, MTs, SMP, Muadalah Wustha, SMA, MA, SMK, dan Muadalah Ulya. Total peserta ngaji ini berjumlah 242 peserta naik dari bulan lalu yang jumlahnya 226 peserta. Acara tersebut dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 11.00 WIB yang bertempat di Aula Agus Bahjatul Ulum Lantai 4. Ngaji Literasi yang bertempat di Aula Bahjatul Ulum Lantai 4 merupakan yang kedua kalinya setelah bulan agustus lalu juga dilaksanakan disini. Sebelum-sebelumnya Ngaji Literasi dilakukan di Perpustakaan Al Irfan lantai 3 dan di Madrasah Barat Ruang B.04. Penggantian tempat Ngaji Literasi karena bertambahnya duta baca yang semakin banyak, sehingga lokal yang lama dipindah di Aula Bahjatul Ulum yang lebih luas lokalnya.
Dikutip dari website ngajiliterasi.com, Ngaji Literasi ini merupakan program inovatif yang diprakarsai oleh Gramedia, salah satu penerbit terkemuka di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan minat baca dan pengembangan budaya literasi di lingkungan pesantren. Jadi fokus utama program ini adalah lingkup pesantren, seperti para santri. Pondok pesantren Darussalam juga ikut memeriahkan program tersebut, salah satunya dengan mengadakan Ngaji Literasi yang dilakukan kemarin Sabtu (04/11).
Salah satu panitia acara kang Krismuntaha mengatakan, ”Ngaji Literasi ini merupakan agenda bulanan Literasi Darussalam”. Ngaji Literasi ini merupakan agenda bulanan dari Literasi Darussalam, tepatnya 2 bulan sekali untuk meningkatkan minat baca para siswa yang berada di Pondok Pesantren Darussalam. Ngaji Literasi ini merupakan ngaji ke-2 yang mengundang seluruh duta baca seluruh unit.
Tentatif acara dimulai dengan eksekusi duta baca atau penalaran para duta baca mengenai buku yang telah dibaca oleh kedua host dari pengurus ABPI, Kang Krismuntaha dan Kang Agus Mustofa. Tidak semua duta baca yang disuruh menjelaskan hanya beberapa perwakilan dari putra maupun putri yang menjelaskan mengenai buku yang telah mereka baca.
Dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC, Saudara M. Shofidin Aji. Sudah menjadi hal yang lumrah dalam setiap acara untuk menyanyikan lagu Indonesia raya, yang mana dalam acara ini juga dinyanyikan Bersama yang didirijeni oleh saudari erin, selain lagu Indonesia raya, mars perpustakaan juga turut dinyanyikan Bersama-sama.
Karena ini merupakan acara Literasi, penampilan mengenai Literasi juga turut ditampilkan, penampilan tersebut adalah penampilan Pembacaan Puisi oleh Saudari Rere yang notabennya masih siswi SD Darussalam. Setelah penampilan, Pak Asngadi Rofiq selaku pembina Literasi Darussalam juga turut memberikan sambutan sekilas mengenai Literasi Darussalam.
Setelah berbagai acara di awal, dilanjutkan dengan puncak acara yakni materi dari Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh, MA. Selaku wakil ketua komisi IX DPR-RI, Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Beliau termasuk keluarga ndalem, cucu dari KH. Mukhtar Syafa’at. Materi Ngaji Literasi ini mengusung tema “Mengenal lebih jauh dunia literasi di kancah Internasional” dengan pemateri yang juga berwawasan internasional, Neng Nik.
Dalam materinya beliau mengatakan “Membaca itu ada tahapannya”. Minat seseorang dalam membaca itu gak bisa langsung dipaksa untuk membaca buku-buku materi, buku ilmiah atau sebagainya, minat tersebut bisa diawali dengan membaca buku yang mereka sukai terlebih dahulu, seperti novel, cerpen dan sebagainya. Beliau juga menambahkan “Literasi itu kemampuan menganalisis dan mengambil”. Jadi Literasi gak hanya sebatas membaca saja, melainkan kemampuan untuk menganalisis dan juga mengambil ilmu ataupun materi pada buku yang telah dibaca.
“Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, Literasi juga kemampuan individu dalam mengolah informasi untuk kecakapan hidup” ujar beliau. Literasi selain membaca dan menulis, literasi juga merupakan kemampuan mengolah informasi untuk kecakapan hidup. Karena sekarang dunia serba digital, beliau membawakan ngaji literasi dengan fokus utama pada Literasi Digital. Dalam dunia digital terdapat beberapa yang membahayakan, diantaranya: Berita Hoax atau bohong, Iklan manipulatif, perundungan siber, dan ujaran kebencian.
Beliau menjelaskan “Orang melakukan ujaran kebencian itu ada 4 sebab”. Sebab yang pertama yaitu, dia menganggap ujaran kebencian itu hal yang biasa menurutnya. Semisal orang tersebut biasa dicela, jika dia mencela orang lain dia akan menganggap itu hal yang biasa, padahal orang yang dicela menganggapnya hal yang tidak wajar. Lanjut sebab yang ke-2 yakni, orang tersebut tidak bisa menghujat di kehidupan nyata, alhasil ia hanya bisa menghujat lewat dunia maya. Sebab yang ke-3 yakni, Orang itu membutuhkan Atensi (Asistensi Rehabilitasi Sosial) atau enaknya orang tersebut membutuhkan bantuan dari orang yang dicela. Alasan yang ke-4 atau yang terakhir yakni, orang tersebut berprofesi sebagai buzzer atau orang yang dibayar untuk mencela seseorang. Oleh sebab itu Pendidikan literasi digital penting diajarkan kepada generasi muda untuk kemajuan bangsa kita, termasuk yang bertanggung jawab dalam Pendidikan literasi digital adalah keluarga, lingkungan, dan sekolah.
Setelah berbagai materi beliau sampaikan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Terdapat 4 orang yang bertanya, salah satunya dari guru aliyyah Bapak Izza Arrifqi, beliau bertanya mengenai masalah konflik yang ada di palestina kepada neng Nik, namun beliau menjawab dengan tegas, “Baca, baca” Informasi tersebut bisa diperoleh lewat media massa, beliau ingin menjawab pertanyaan yang berfokus pada acara kali ini yaitu literasi.
Pertanyaan ke-2 berasal dari ketua MKD, Radit Eko Prayudi, mas Radit bertanya mengenai disiplin dalam setiap kegiatan. Kemudian beliau menjawab “Disiplin itu bukan dari luar, disiplin itu dari dalam”. Orang yang disiplin itu biasanya overthinking, karena orang tersebut berfikir semua jadwalnya harus diatur sedemikian rupa dan bermanfaat baginya. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Pada awal materinya beliau juga menjelaskan disiplin dalam setiap hal, mulai dari datang tepat waktu saat diundang acara atau malah sebelum acara sudah datang.
Pertanyaan ke-3 berasal dari peserta putri, pertanyaan ke-4 juga berasal dari pengurus Literasi Darussalam putri, Rahma, ia bertanya “Bagaimana cara menghadapi tantangan Literasi digital, yang mana kita sebagai santri sulit untuk mendapatkan akses digital itu?”. Beliau menjawab “Melek digital itu sebenarnya bukan soal HP saja, tapi bagaimana cara kita menyikapi segala informasi baik digital maupun non digital”. Kita Ketika memegang akses digital, dalam hal ini HP yang dibuka pertama kali kebanyakan pasti sosmed dan sebagainya, selain melalui akses digital kita sebenarnya bisa mendapatkan informasi maupun ilmu melalui membaca buku, koran, media massa dan sebagainya.
Setelah sesi tanya jawab dilanjutkan dengan foto Bersama seluruh duta baca, sesi pertama untuk putri dan sesi kedua untuk putra. Dilanjutkan apresiasi membaca bagi seluruh peserta yang membaca kategori 50 keatas, dan validasi terbaik. Untuk peserta membaca buku 50 keatas yang berjumlah 10 putri dan 1 putra, mereka mendapatkan hadiah berupa bingkisan dari pengurus Literasi, sedangkan validasi terbaik kali ini mendapat hadiah yang sangat menarik yakni “uang tunai sebesar satu juta rupiah” yang diraih oleh saudari Ezarya Zelinsa Marvelva. Dilanjutkan dengan acara terakhir yakni do’a yang dipimpin oleh Bapak Izza Arrifqi.
Untuk mensukseskan acara panitia menyiapkan acara 2 minggu sebelum hari H. Terhitung acara berjalan dengan lancar, namun terdapat sedikit kendala teknis berupa proyektor kurang cerah dan sebagainya. Untuk Program kedepan Ngaji Literasi menurut pemaparan Ketua Perpustakaan akan dibuka untuk umum, jadi tidak hanya duta baca saja. Harapan dari panitia acara yakni Ngaji Literasi ini dapat “Menumbuhkan minat baca para siswa-siswi dengan menggaungkan program ABPI di seluruh sekolah, yang nantinya para siswa-siswi tersebut mampu menghasilkan karya dari hasil buku yang telah dibaca”. (Nzf)