Dinas kesehatan kabupaten Banyuwangi bersama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Banyuwangi, Senin (26/03) lalu mengadakan gebyar perlombaan dalam tajub Temu Kader Santri Husada Kabupaten Banyuwangi. lomba ini dalam rangka pengevaluasian Poskestren yang ada di seantero bumi Blambangan.
Pada perhelatan tersebut cabang yang dilombakan ada 3, yakni rebana, da’wah atau penyuluhan, dan kaligrafi. sebelum perlombaan dimulai kepala dinas kesehatan Banyuwangi dan Rektor STIKES memberikan sambutan kepada para peserta lomba.
Pada kesempatan kali ini terdapat dua utusan dari Pondok Pesantren Darussalam, yakni SMA Darussalam dan Korp. Kesehatan. Hal tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman perihal informasi yang didapatkan. Alhasil kedua perwakilan harus memilih salah satu dari delegasi yang sudah mereka persiapkan.
Setelah mengadakan musyawarah dadakan, terbentuklah delegasi yang menjadi perwakilan puskesmas Tegalsari, yakni dari SMA Darussalam putri. Delegasi tersebut pun cuma harus ada 4 orang yang mewakilinya, hal ini sudah menjadi ketentuan perlombaan yang memang belum diketahui oleh pihak Darussalam sebelumnya.
Namun tak dapat dipungkiri, setelah adanya kegundahan yang cukup membingungkan official Darussalam. Farah Salsabila yang mewakili Ikhsan Mubarok keluar sebagai juara pertama dalam cabang perlombaan da’wah. Nantinya para juara akan dikirim ketingkat provinsi untuk mewakili Banyuwangi.
Kemenangan dari Farah Salsabila memang tidak dapat disangka-sangka meskipun dia memang lahir dari darah mubalig tenar Banyuwangi yakni KH. Abdul Ghofar. Namun Farah hanya persiapan dalam waktu 2 jam untuk belajar menggunakan media yang sudah dibuat oleh Korp. Kesehatan Darussalam seminggu lalu sebelum perlombaan dimulai.
Hal ini menambah deretan tropy SMA Darussalam yang satu hari sebelumnya juga telah memenagkan 5 cabang perlombaan pada Olimpiade PAI se-Banyuwangi dan juara 1 dalam penyajian teater se-Banyuwangi pada Sabtu lalu. (yan)