
KAMPUS PUTRA – Di masa pandemi seperti ini banyak kegiatan yang di batalkan dan juga banyak kegiatan yang harus tetap di laksanakan. Seperti halnya kegiatan yang ada di di pondok pesantren Darussalam yang dilaksanakan setiap 40 hari sekali yaitu mauqufah yang dinaungi oleh mufada.
Catatan : Muhammad Ainul Yaqin (B.03)
Mauqufah kali ini sedikit berbeda dengan yang sebelumnyapernah dilaksanakan. Yang biasanya seluruh pondok di Banyuwangi turut ambilbagian, namun untuk kali tidak. Hal ini terjadi karena pandemi yang melandasaat ini belum reda. Alhasil hanya diikuti santri putra saja.
Setelah 6 bulan vakum, atas ulusan agus H. Muhammadun Aslamuntuk mauqufah kembali dilaksanakan. Namun, tidak serta merta begitu sajadilaksanakan melainkan tetap dengan menaati protokol kesehatan.
Meskipun peserta dari pondok sendiri, tetapi semangat peserta mauqufah tidak pudar sedikit pun. Kali ini di moderatori oleh ustadz M. Fajar Syahruddin dengan mushohihnya adalah ustadz Abdul Hamid dan Agus H. Muhammadun Aslam. Akan tetapi jika pada waktu biasanya mushohih dan moderator biasanya KH. Aly Asyiqin dan dari pondok luar.
Kendala yang di alami tidak cukup sulit dikarenakan banyakorang yang turut membantu mulai menyiapkan peralatan yang digunakan sampaidengan menyiapkan konsumsi untuk peserta dan mushohih.
“Dan kendala yang dialami pada mauqufah sejak dulu hinggasekarang yaitu peserta, dikarenakan banyak anak yang terkadang belum maumencari ta’bir atau dengan alasan belum pantas ikut mauqufah.” ujar Ust IzzaArrifqi.
Sebelum mauqufah juga di adakan rumusan dengan tujuan agar menyatukan visi dan misi peserta mauqufah dan mempermudah peserta dalam mencari ta’bir. Dan kegiatan rumusan yang dilaksanakan setiap malam Selasa tersebut terkadang di hadiri oleh Kh Aly Asyiqin.
”ketika di beri suatu pertanggung jawaban atau diminta menjadi peserta bahtsu masail maka mau tidak mau harus mau karena jika berpikir tidak bisa maka akan tidak bisa selamanya jika dia tidak mau berusaha” pesan dari beliau. (Aan/Rnd)