RUANG B.04- Masalah yang perlu diatasi pada kondisi saat ini di pondok pesantren darussalam adalah sampah. Wajar bila pondok terbesar di kota Bamyuwamgi ini memproduksi banyak limbah, karena semua santri melaksanakan kegiatan secara bersamaan, alhasil banyak pula hasil limbah yang diigunakan. Maka dari itu salah satu organisasi di pondok pesantren darussalam yang bergerak di bidang pengelolaan limbah mempunyai inisiatif untuk mengumpulkan limbah dengan cara memilah-milah terlebih dahulu limbah tersebut kemudian hasil pengumpulan limbah tersebut disetorkan kepada pengepul.
Untuk mensukseskan program tersebut pihak pengelola limbah di pesantren bekerja sama dengan BSN (Bank Sampah Nusantara) yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama’. Di pondok pesantren darussalam program tersebut diresmikan dan sudah berjalan selama satu tahun ini. Organisasi tersebut diberi nama BSND (Bank Sampah Nusantara Darussalam) yang diketuai oleh bapak Iqbal Muzaki dengan di bantu dua orang sekretarisnya, bapak Ahmad Labib Umam Mustofa dan bapak Ahmad Zainulloh serta bapak Nicky Maulana sebagai bendahara.
Organisasi tersebut bertujuan agar santri mempunyai karakter tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi sampah, yang selama ini dibuang dengan tanpa dipilah terlebih dahulu. Untuk mensukseskan tujuan organisasi tersebut para pengurus BSND mempunyai inisiatif untuk mensosialisasikan metode pemilahan sampah tersebut ke tiap asrama-asrama yang ada di pondok pesantren darussalam. Dengan sosialisasi tersebut, rekan-rekan pengurus asrama dan kamar diharapkan agar lebih mengerti akan pentingnya program tersebut.
Sosialisasi dilaksanakan secara bergilir tiap asrama dan kemarin malam (04/03) giliran asrama bagian timur jalan yang mendapatkan waktu untuk sosialisasi. acara tersebut diawali dengan pembagian tabungan dan karung bank sampah. Karung tesebut digunakan untuk mengumpulkan barang yang sudah dipilah dan hendak disetorkan pada pengepul. Sosialisasi tersebut juga mewajibkan setiap kamar untuk membuat ecobric, semacam kreatifitas yang terbuat dari bahan bekas. Ecobric yaitu sampah plastik yang dimasukkan ke dalam botol dengan cara dipadatkan hingga keras, program tersebut digunakan untuk membuat hasil kreatifitas seni dari limbah sisa dan rencana dari akhir program ecorbic tersebut adalah membuat pentas atau opanggung yang akan dipakai pada acara-acara tertentu, selain itu juga dapat dikreasikan untuk membuat meja, kursi, dan lain- lain.
Bapak Nicky selaku pemateri sosialisasi tersebut juga berpesan kepada seluruh santri,p agara lenih meningkatkan lagi kebersihannya, sepeti pesan dari KH. Ahmad Hisyam Syafa’at “ perkoro sepele dadi sepolo”. “Sampah nomor satu tidak ada tandingannya, ada sampah jangan baper, ambil sampah langsung buang”. Begitulah password bapak Nikcy utnuk membangkitkan semangat rekan-rekan asrama. (if)