Takhasus adalah progam yang masih baru berdiri dipondok pesantren darussalam putra saat ini. Program ini sendiri menaungi duacabang pendidikan khusus yaitu cabang khusus Al-Qur’an dan cabang khusus kitab.
progam ini juga dibuat untuk santri yang tidak mengikutikegiatan Majelis Bimbingan Al-Qur’anDarussalam (MBAD) dan Majelis Amtsilati Darussalam (MAIDAR). Yang diketua olehbapak Luqmanul Hakim dan dirintiskan oleh bapak Imam Muslih.
Catatan: Muhammad Rendi Firman Firdaus
Untuk mengukur kemampuan para peserta yang sudah melaksanakan belajarselama setengah tahun lamanya. Progam takhasus Kamis malam (06/02)kemarin melaksanakan evaluasi perdana yang bertempat di masjid lantai 1.Evaluasi tersebut diikuti oleh 15 peserta dari cabang kitab dan 10 peserta daricabang al-qur’an.
Dari segi penilaian sendiri diambil dari kelancaran, pemahaman,dan ketegasan untuk peserta takhasus kitab. Sedangkan takhasusAl-qur’an sendiri tidak jauh beda dari takhasus kitab. Persiapan kegiatantersebut sudah di lakukan sejak 2 hari yang lalu. Sehingga terkesan mendadakdan menyebabkan susah mencari juri dan penjaga tes.
Sedangkan kegiatan pendidikan setiap harinya dilakukan di MasjidLantai 3 ruang 9 yang di bimbing oleh bapak Addinul Cholis pada waktu ba’daashar. Untuk ba’da magrib yaitu khusus yang mengikuti takhasus Al-Qur’anyang bertempat di depan ruang aula Ny. Hj. Maryam Syafa’at.
Pada evaluasi takhasus kitab mendatangkan 3 juriyaitu bapak Robit Nur Muhammad Ghozaly, bapak Arif Amrulloh, dan bapak AddinulCholis. Untuk penguji Al-Qur’an berjumlah 2 orang yaitu bapak Yanuar TegarKusuma Putra dan bapak Muhammad Afid.
Progam ini di tujukan untuk santri yang sudah dewasa yangmasih kelas 1,2,3 Ula dan nganggur tidak sekolah kurikulum. Maka dariitu program takhasus didirikan. Keunikan progam ini yaitu mencampurkanpendidikan nahwu dan al-qur’an. ”Sangat senang bisa mengajarkan dan mengamalkanilmu kepada peserta yang sepantaran malah ada yang lebih tua”ujar bapak MuzakqiArdiansyah selaku sekretaris progam Takhasus.