Riyadh _Muslim India yang tinggal di Kerajaan Arab Saudi dapat berkontribusi di dalam banyak cara untuk mengangkat komunitas di negara tersebut kata seorang pimpinan Muslim terkenal dari negara bagian barat Maharastra.divMereka yang tinggal di sini secara finansial sehat dan ditempatkan dengan lebih baik dari pada sesama warga negara lainnya di kampung halaman. Saya berterima kasih kepada kepemimpinan Arab Saudi karena menaungi sekitar 25 juta warga India di Kerajaan tersebut dengan tangan terbuka kata Abu Asim Azmi seorang anggota Majelis Legislatif Maharastra dan seorang mantan anggota Parlemen India.Ini adalah jumlah yang besar. Sehingga kapan saja dan di mana saja mereka mendapatkan kesempatan mereka seharusnya berusaha untuk membangkitkan persoalan Muslim. Mereka seharusnya meningkatkan kekhawatian dengan keras dan jelas sama seperti mereka mengirimkan milyaran dolar dalam mata uang asing ia mengatakan.Saya merasa bahwa untuk sebagian besar warga India Kerajaan tersebut telah menjadi rumah kedua mereka. Dalam masalah ini saya harus berterima kasih pada Arab Saudi juga pada Dewan Umum di Mumbal Abdullah Al-Essa yang selalu bersedia untuk membantu ratusan ribu warga India yang datang ke sini melalui Mumbai ia mengatakan.Ia menunjuk bahwa banyak Muslim yang ditahan dan dilecehkan oleh kepolisian di India pada dakwaan fiktif dan pemerintah tetap menutup matanya. Ia bertanya-tanya mengapa pemuda Muslim yang tidak bersalah dengan bohong diimplikasikan dalam pengeboman Malegaon Samjhauta Express dan Ajmer tidak dibebeaskan dari penjara setelah radikal Hindu Swami Aseeanand mengkui bahwa ia dan beberapa rekannya mendalangi dan berkomplot dalam semua serangan tersebut.Dari hari pertama polisi mengetahui bahwa para pemuda Muslim ini tidak bersalah namun sehubungan dengan prasangka terhadap komunitas lusinan pemuda terdidik ditahan disiksa dan keluarga mereka dlihina. Bahkan setelah pengakuan Aseemanand mereka tidak dibebaskan. Ini tidak lain hanya ketidakadilan yang menjijikkan dan seruan untuk upaya persatuan komunitas untuk melawan balik ia mengatakan ketika berbicarapada sebuah acara yang disusun oleh Asosiasi NRI Timur Tengah (Middle East NRI Association – MENA).Presiden MENA Akhratul Islam menyampaikan sebuah pidato yang meyoroti keadaan gawat komunitas minoritas tersebut ia memuji-muji kegencaran upaya pemimpin Maharshtra untuk membangkitkan persoalan Muslim.Islam mengingatkan penonton tentang masa silam yang jaya pada Muslim di India dan kontribusi mereka dalam membuat negara tersebut sebuah negara yang sejahtera dan stabil. Tidak ada seorangpun yang memiliki hak untuk meragukan rasa cinta Muslim dan dedikasinya untuk ibu pertiwi Islam memperingatkan.Jika Anda sekalian dapat bersatu dan menekan pemerintah India dalam sebuah demokrasi namun sikap menekan untuk melihat ke dalam masalah pernderitaan komunitas Muslim pemerintah tidak dapat menghindarinya. Ini akan membuat perubahan Azmi mengatakan.Ia mengklaim bahwa penderitaan komunitas Muslim di tangan kepolisian bukan dibatasi kepada Maharastra saja namun pada norma seluruh negeri. Lihat apa yang terjadi di Batla House di New Delhi. Polisi membunuh beberapa pemuda setelah menyebut mereka teroris. Dan kemudian teman-teman dan kerabat mereka dipilih dan disiksa selama penyelidikan ia mengatakan.Azmi mengatakan bahwa ia tidak memiliki masalah jika seseorang terbukti bersalah dan kemudian dihukum. Tempatkan semua yang menegaskan bahwa dirinya teroris pada tiang gantungan sekaligus. Namun demi Tuhan jangan korbankan mereka yang tidak bersalah Azmi mengatakan.Ia mengatakan bahwa pemerintah yang dipimpin oleh pemerintah di Delhi bungkam tentang masalah tersebut dan tidak berkeinginaan untuk memperbolehkan sebuah pemeriksaan menyeluruh pada kasus yang terkait Muslim. Pada tahun 1992 setelah penghancuran Masjid Babri cauvinis Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) dilarang. Mereka ke pengadilan yang mengatakan bahwa polisi gagal melengkapi cukup bukti menentang kelompok tersebut oleh karena itu pelarangan tersebut seharusnya diangkat. Pemerintah tetap diam dan tidak memohon banding terhadap keputusan pengadilan.Namun ketika Gerakan Siswa Islam India (SIMI) dilarang gerakan tersebut juga ke pengadilan dan Hakim Geeta Mittal dalam perintahnya mengatakan tidak ada bukti untuk membuktikan dakwaan terhadap SIMI dan karena itu pelarangan tersebut seharusnya dicabut. Pemerintah dengan segera membanding keputusan tersebut dan Mahkamah Agung diam saja ia mengatakan.Azmi mengatakan bahwa sehubungan dengan sebuah kampanye media kongkrit untuk menghina Muslim di India situasi tersebut telah menjadi semacam sebuah panggung yang jika Anda meminta seorang anak untuk menggambar sebuah sketsa seorang teroris Ia akan menggambar sebuah gambar pria dengan sebuah kopyah dan sebuah jenggot.Kami harus bersatu melawan serbuan ini ia mengatakan. _(Suaramedia.com)br div1)