Sukabumi _Bagi para santri di pondok pesantren pemahaman sedekah jangan terlalu sempit diartikan dengan cuma menyumbangkan harta benda bagi yang tidak mampu. Menanam pohon dan bersedia merawatnya dengan baik juga merupakan sedekah karena pohon yang ditanam bisa menyerap karbondioksida yang bisa sangat bermanfaat bagi mahluk hidup lain.divbr Satu batang Trembesi dewasa berdiameter tajuk 15 meter mampu menyerap gas C02 sebanyak 28.48839 kilogram per tahun. Maka sangat bijaksana kalau santri ikut menanamnya.br divDemikian dikatakan Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Endes N Dahlan di hadapan ribuan santri Pondok Pesantren Azzainiyyah Selabintana Sukabumi Jawa Barat Kamis (9122010) dalam rangka aksi bersama Penanaman Pohon Trembesi-Djarum Trees For Life (DTFL). Dia mengatakan Trembesi atau Ki Hujan (Albizia saman atau Samanea saman) memiliki kemampuan menakjubkan untuk menyerap karbondioksida (C02). Dari hasil penelitiannya Endes menambahkan bahwa Trembesi bisa menjadi suatu terobosan untuk mengatasi pemanasan global.Alasannya selain berfungsi sebagai tanaman peneduh tanaman ini juga memiliki fungsi menyerap gas C02 yang tinggi. Satu batang Trembesi dewasa dengan diameter tajuk 15 meter mampu menyerap gas C02 sebanyak 28.48839 kilogram per tahun untuk itu sangat bijaksana kalau santri mau menanam ini di pondok pesantrennya ujar Endes kepada Kompas.com seusai melakukan aksi penanaman.Endes menambahkan Trembesi memang bukan tanaman asli Indonesia. Namun diperkirakan berasal dari Amerika Latin yaitu Meksiko Peru dan Brazil keberadaan Trembesi bukan hal baru di Indonesia. Di Istana Bogor Negara lanjut dia terdapat dua batang pohon Trembesi yang ditanam oleh Presiden RI Ir Soekarno dan masih terpelihara dengan baik hingga kini.Belanda membawanya ke sini (Indonesia) dan menjadikannya sebagai tanaman pelindung barak-barak militer atau markasnya. Tak heran di wilayah-wilayah kota besar yang pernah diduduki Belanda banyak ditemukan pohon ini seperti di Solo atau Semarang ujar Endes. PelindungEndes mengatakan penanaman pohon jenis ini secara luas dapat menurunkan konsentrasi gas C02 dengan efektif dalam waktu yang lebih singkat. Untuk membuktikan hal itu Endes telah meriset 43 pohon yang umum dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan.Hasilnya terbukti paling banyak menyerap C02 dan memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat. Makanya menanam trembesi di banyak tempat dalam jumlah banyak di Indonesia akan sangat besar manfaatnya ungkapnya.Trembesi merupakan jenis tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan bertajuk sangat lebar. Pohon ini mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.Sementara di lahan tandus lanjut Endes Trembesi adalah pohon yang sangat survive. Untuk itu menanam trembesi di banyak tempat dalam jumlah banyak di Indonesia akan sangat besar manfaatnya ungkapnya.Trembesi merupakan jenis tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan bertajuk sangat lebar. Pohon ini mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.Sementara di lahan tandus lanjut Endes Trembesi adalah pohon yang sangat survive. Untuk itu karena sangat tahan banting. Di daerah sangat tidak subur pun ia bisa hidup sebab bintil akarnya mampu menyerap nitrogen dari udara sehingga tak perlu memupuknya seloroh Endes.Melihat kondisi di perkotaan yang kini semakin polusi kata Endes pohon Trembesi sangat cocok ditanam di pinggir jalan atau pekarangan luas sebagai pohon peneduh. Di pondok-pondok pesantren yang umumnya memiliki areal atau lapangan luas keberadaannya juga cocok sebagai tanaman peneduh.Menanam dan merawat adalah pekerjaan sekaligus pembelajaran akhlak yang mulia untuk para santri bahkan kita diajarkan jika besok mau kiamat pun kita masih bisa menanam pohon imbuhnya. _(Edukasi.kompas)br div1)